Secara geografis, 2/3 bagian dari negara Indonesia terdiri dari kepulauan. Tak salah jika Indonesia disebut sebagai negara maritim. Wilayah yang memiliki kekuasaan laut luas tentu juga tersimpan berbagai kekayaan sumber daya alam di wilayah tersebut, tak terkecuali rumput laut.
Rumput laut ialah salah satu hasil lautan yang juga bernilai ekonomis. Jadi, tidak heran bila ada banyak masyarakat Indonesia yang menggantungkan hidupnya dengan bertarung di lautan untuk mejaring rumput laut sebanyak-banyaknya. Sayang, tidak semua masyarakat pesisir mampu memanfaatkan rumput laut dengan baik agar bernilai jual lebih.
Prof Dr Ir Metusalach MSc, bisa dibilang salah seorang pemerhati nelayan pembudidaya rumput laut. Dosen Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Unhas ini selalu melakukan kunjungan untuk memberikan pemahaman soal pemanfaatan rumput laut kepada masyarakat pesisir.
Reporter identitas, Himah Meilani sempat mewawancarai Metu, begitu kerap disapa, di Laboratorium Teknologi Hasil Perikanan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Rabu (28/11). Metu pun bercerita soal kegiatan kunjungannya di wilayah pesisir, dan manfaat rumput laut.
Apa yang melatarbelakangi Anda selalu melakukan kegiatan sosialisasi kepada masyarakat pesisir?
Ada dua sebetulnya yang mendorong kita sering turun ke masyarakat. Pertama adalah kita ingin mengetahui kondisi masyarakat pesisir khususnya yang terkait dengan kegiatan budidaya rumput laut. Kedua, kunjungan kita ke masyarakat untuk mengamalkan tri darma perguruan tinggi yaitu pengabdian masyarakat.
Sehingga, informasi yang diperoleh, kita kemudian bisa memikirkan kira-kira bagaimana cara memfasilitasi mereka, apa peningkatan teknologi yang perlu dilakukan, bagaimana prosesnya dan seperti apa kualitas yang dihasilkan. Selain itu, barangkali ada hasil-hasil penelitian yang kita lakukan, dan bisa diaplikasikan kepada masyarakat setempat.
Saat melakukan sosialisasi langsung kepada masyarakat di daerah pesisir, masalah apa yang kerap Anda temui?
Masalah yang sering terjadi hampir di semua daerah ialah pembudidaya rumput laut. Nelayan biasa melakukan kesalahan saat mereka mengangkat atau mengambil rumput laut dari air sampai ke darat. Mereka beranggapan untuk mempercepat pelepasan rumput laut dari tali cukup ditarik saja. Hal inilah yang menyebabkan rumput laut menjadi patah-patah.
Apakah hal tersebut berdampak pada kandungan manfaat rumput laut?
Ya, tentu. Patahan rumput laut tadi jika dia jenis karagenofit, berdampak pada banyak karagenan yang keluar dari patahan-patahan tersebut. Padahal, karagenan itulah yang harusnya diekstrak.
Lantas, bagaimana cara yang tepat untuk pelepasan rumput laut supaya tidak menimbulkan patahan?
Inilah yang menjadi bahan sosialisasi kita ke masyarakat. Metodenya memang membutuhkan kesabaran karena rumput laut yang masih melekat di tali harus dijemur dengan cara dibentangkan, ketika sudah layu baru bisa dikeluarkan. Dengan begitu, rumput laut yang sudah layu tidak akan putus sekalipun ditarik.
Lalu, bagaimana pengolahan tiap-tiap jenis rumput laut? Apakah sama saja atau ada perlakuan khusus?
Tiap jenis rumput laut memiliki pengolahan yang berbeda-beda. Dan sebenarnya tidak semua jenis rumput laut bisa dikonsumsi hanya dengan direbus saja. Ada jenis rumput laut yang meskipun masih dalam keadaan basah kita remas, dia akan hancur. Pengolahan rumput laut itu tergantung dengan tujuannya untuk apa.
Seberapa penting pengolahan pasca panen untuk menjamin kualitas rumput laut?
Pengolahan rumput laut menjadi sangat penting karena bisa mengubah satu bentuk ke bentuk lainnya. Sehingga ketika sudah diolah, yang kita harapkan adalah daya simpannya atau daya tahannya menjadi lebih lama. Kualitas mesti menjadi perhatian.
Bagaimana dampak yang terjadi jika terdapat kesalahan dalam pengolahan?
Tentu tidak akan sesuai standar. Contohnya, ada masyarakat yang mengekstraksi karagenan dengan menggunakan suhu sampai 100 derajat. Alhasil, karagenan yang terbentuk ialah rantai polimer yang pendek. Artinya berat molekul karagenannya kecil. Itu tidak cocok untuk aplikasi industri tertentu. Karena, setiap industri atau jenis aplikasi itu akan membutuhkan spesifikasi karagenan tertentu.
Secara fisik, bagaimana standar mutu rumput laut yang baik?
Bagi banyak orang, menilai secara fisik akan sulit karena rumput laut yang kelihatan sama saja yaitu berwarna hijau. Namun, bagi yang ahli sudah mampu membedakan.
Rumput laut yang talusnya (batangnya) kecil-kecil biasanya kandungan karagenannya lebih rendah, karena ruang untuk penyimpanan karagenan lebih sempit. Karagenan itu kan karbohidrat juga, kalau dipecah akan menghasilkan gula. Namun, biasanya di lapangan juga terdapat rumput laut yang talusnya besar, namun waktu panennya telah lewat. Hal itu akan meningkatkan jumlah selulosanya.
Berapa usia panen yang tepat bagi rumput laut?
Yang kita temukan di lapangan sekitar 40-50 hari. Kalau terlalu muda, dan masih dalam proses pertumbuhan jangan dipanen karena produksi karagenannya masih kurang. Kalau terlalu tua, karagenannya akan makin kompleks, polimerisasinya akan panjang sehingga akan masuk ke sintesa selulosa. Jika sudah berubah selulosa, bukan karagenan lagi.
Apa yang mempengaruhi ukuran talus rumput laut?
Suatu organisme dalam jangka waktu panjang akan terus dikawinkan, lama kelamaan bakal menjadi kerdil. Kalau itu terus dijadikan bibit, dipelihara, dan dipanen, maka secara genetik akan turun.
Apakah faktor lingkungan juga mempengaruhi pertumbuhan rumput laut?
Faktor lingkungan adalah faktor yang tidak bisa kita kontrol. Jadi, harusnya kita yang menyesuaikan. Apalagi dengan semakin memburuknya kualitas air, itu akan berdampak ke pertumbuhan rumput laut.
Rumput laut ini adalah tumbuhan fotosintetik yang jika stomatanya tertutup oleh lumpur, respirasinya tidak akan berjalan dengan baik. Alhasil, jika menghasilkan karagenan, maka produksinya akan terhambat.
Berarti hal ini juga terkait dengan sampah di lautan?
Ya, betul sekali. Dan itu sangat berbahaya. Jika plastik itu terurai lebih lanjut lagi sebagai ion-ion plastik, akan langsung bersifat karsinogen. Nah itu, yang akan diserap tumbuhan.
Selain untuk dikonsumsi, apa manfaat lain dari rumput laut?
Rumput laut itu mengandung berbagai macam bahan bio aktif yang dapat dijadikan bahan baku industri. Dia mengandung antivirus, antibakteri, dan antioksidan. Bisa dipakai di industri farmasi, industri kecantikan, dan kosmetik.
Data yang diperoleh dari Kementerian Kelautan dan Perikanan adalah sebagian besar hasil produksi rumput laut basah Indonesia di ekspor ke luar negeri daripada untuk kebutuhan lokal. Mengapa terjadi demikian?
Itu karena industri pengolahan kita yang belum ada. Indonesia belum ada industri yang mengolah rumput laut menjadi bahan-bahan spesifik. Kita kirim bahan mentah untuk diolah menjadi bahan dengan spesifikasi tertentu.
Namun, apakah produksi rumput laut kita itu bisa menjadi peluang bagi Indonesia?
Ya, peluang dan potensi yang luar biasa. Nyaris seluruh pantai Indonesia, termasuk pulau-pulau kecil, bisa dipakai untuk budidaya rumput laut. Budidaya rumput laut adalah pilihan yang sangat cocok bagi mereka, dan juga berpotensi.
Data Data:
Nama : Prof Dr Ir H Metusalach MSc
TTL : Wakaita, 25 Mei 1960
Bidang Keilmuan : Teknologi Hasil Perikanan
Jenjang Pendidikan :
- S1 Manajemen dan Teknik Penangkapan Ikan di Unhas, Makassar
- S2 Science and Technology of Seafood di Meomorial University, Canada
- S3 Seafood Nutrition di Memorial University, Canada