Senat Akademik dan Dewan Profesor Universitas Hasanuddin (Unhas) menyelenggarakan Dialog Kebangsaan Dewan Guru-Guru Besar PTN-BH yang disiarkan langsung melalui akun Youtube Senat Akademik Unhas, Rabu (08/05).
Kegiatan mengusung tema “Pemindahan Ibu Kota Negara (IKN), Kebijakan, Tantangan, dan Perspektif Masa Depan.” Hadir membuka acara, Ketua Majelis Dewan Guru Besar (MDGB) PTNBH, Prof Dr Andi Pangerang Moenta SH MH DFM.
Dalam sambutannya, Prof Pangerang menyebut IKN sebagai program strategis dan penting karena pemindahan ibu kota negara sudah lama dibicarakan sejak zaman Presiden Soekarno.
“Berdasarkan informasi, rencana pemindahan IKN ini akan dilaksanakan bertepatan pada hari ulang tahun Republik Indonesia (RI) ke-79 mendatang,” sebutnya.
Meskipun demikian, Jakarta akan tetap menjadi prioritas pembangunan dan terus dikembangkan menjadi kota bisnis dan keuangan, pusat perdagangan, jasa berskala regional dan global. Adapun rencana urban regeneration (pembangunan kembali) DKI Jakarta akan tetap dilakukan pada masa mendatang.
Prof Pangerang juga mengungkapkan beberapa alasan pemindahan IKN ke Kalimantan Timur, di antaranya karena beban Jakarta semakin besar sebagai pusat pemerintahan, bisnis, jasa, keuangan, perdagangan, airport, dan pelabuhan yang terbesar di Indonesia.
“Beban pulau Jawa juga semakin berat dengan jumlah penduduk lebih 150 juta atau 54 persen dari total penduduk Indonesia. Selain itu, 50 persen PDB (Produk Domestik Bruto) ekonomi Indonesia ada di pulau Jawa,” ungkapnya.
Pembangunan Ibu Kota baru ini sebenarnya bukan satu-satunya upaya pemerintah dalam rangka mengurangi kesenjangan antara pulau Jawa dan luar Jawa. Untuk mengatasi itu, pemerintah akan membangun industrialisasi di luar Jawa berbasis hilirisasi sumber daya alam sebagai alternatif lainnya.
“Berdasarkan alasan itu, MDGB PTNBH mencoba mendiskusikan IKN untuk memberikan pencerahan atau solusi agar rencana yang strategis ini berjalan sesuai rencana pemerintah dan harapan rakyat indonesia,” jelasnya.
Prof Pangerang mengatakan, dewan guru besar dan perguruan tinggi lainnya akan selalu membuka diri untuk melakukan konsultasi, diskusi, dan kerja sama dengan berbagai pihak agar semuanya dapat berjalan lancar tanpa mendatangkan risiko berarti di masa kini dan mendatang.
Jum Nabilah