Universitas Hasanuddin (Unhas) bekerja sama dengan Akademi Ilmu Pengetahuan (AIPI) menyelenggarakan Wallace 200: Wallacea Science Symposium dengan tema “The Land and Water” di Hotel Unhas, Senin (14/08).
Dipandu oleh Wakil Rektor Kemitraan, Inovasi, Kewirausahaan, dan Bisnis, Prof Adi Maulana, kegiatan menghadirkan Profesor Meteorologi Hutan Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof Dr Daniel Murdiyarso sebagai pemateri.
Dalam kesempatannya, Prof Daniel memaparkan materi “Coastal Zone, where Land and Water Meets.” Memulai pembahasan dengan menjelaskan keunikan tanaman bakau yang dapat hidup di zona perairan secara natural.
“Tanaman bakau bukanlah suatu spesies yang ada di Wallacea, tetapi pemaparan ini hanya memberikan gambaran seberapa kaya ekosistem yang kita miliki,” ucap Prof Daniel dalam bahasa inggris.
Lebih lanjut, Prof Daniel menunjukkan data mengenai keanekaragaman spesies yang ada di Indonesia terutama pada tanaman bakau.
Indonesia memiliki lebih dari 50 jenis tanaman bakau dan telah menempati lebih dari tiga juta hektar lahan di seluruh penjuru nusantara. “Hal ini menjadikan Indonesia sebagai ibukota dari tanaman bakau,” imbuhnya.
Prof Daniel juga mengungkapkan kondisi ekosistem di Indonesia sangat cocok dengan karakteristik tanaman bakau sehingga tumbuhan ini telah ada sejak ratusan tahun yang lalu.
“Oleh karena itu, tanaman ini perlu mendapatkan perhatian khusus, terutama dalam penanganan bencana yang dapat berbahaya bagi kelangsungan tanaman bakau,” pungkasnya.
Nurfikri