Universitas Hasanuddin (Unhas) bekerja sama dengan Universitas Kyushu menggelar forum bergengsi “Kyudai Now” dengan tema Empowering Global Collaboration in Academia & Innovation. Acara ini berlangsung di Ballroom Hotel Unhas, Rabu (17/09).
Forum tersebut menghadirkan Profesor Fakultas Desain Akustik Universitas Kyushu, Gerard Bastiaan Remijn sebagai salah satu pembicara. Dalam kesempatannya, ia tidak hanya memperkenalkan Fakultas Desain Akustik, tetapi juga membahas riset menarik tentang suara dan pendengaran.
Menurutnya, suara bukan sekadar fenomena fisik, melainkan juga pengalaman psikologis yang sangat subjektif. “Pertanyaan yang kami miliki adalah bagaimana organ sensor kita berfungsi? Bagaimana udara berfungsi, bagaimana suara dianalisis dalam otak, dan apa koneksi antara karakteristik fisik suara dengan cara kita menerjemahkannya,” ungkap Gerard.
Selain itu, ia juga menyoroti polusi suara yang sering menjadi masalah serius, terutama di lingkungan pendidikan. Kondisi ini, menurutnya, dapat mengganggu konsentrasi anak-anak dalam belajar, sementara guru kerap kewalahan karena harus berbicara lebih keras.
“Level suara sangat tinggi sangat buruk bagi anak-anak, karena mereka perlu belajar. Guru-guru pun memiliki kesulitan dalam mengajar karena mereka harus menggunakan suara mereka sendiri,” ujarnya.
Tak hanya itu, Gerard juga turut mengulas fenomena unik seperti Misofonia, yaitu ketidaksukaan terhadap suara tertentu, hingga tren ASMR yang populer di kalangan anak muda. Baginya, fenomena tersebut menunjukkan bahwa pengalaman mendengar sangat personal dan sarat makna.
Melalui presentasinya, Gerard menunjukkan bahwa penelitian tentang suara tidak hanya berfokus pada aspek teknis, tetapi juga pada dimensi sosial dan psikologis. Kehadirannya memberi wawasan baru bagi para peserta forum tentang bagaimana desain, psikologi, dan kesehatan saling terhubung untuk meningkatkan kualitas hidup.
Nadiratun Aliyah
