Dosen Ilmu Kelautan Universitas Hasanuddin menggelar kegiatan bersih-bersih pantai di Pantai Parangluhu Bulukumba, Sabtu (23/12). Kegiatan yang berlangsung sekitar 2 jam tersebut berhasil mengumpulkan sampah plastik sebanyak 10 kantong besar.
Pantai sepanjang 1 kilometer itu tiba-tiba disulap bebas dari sampah plastik dan enak dipandang mata. Sampah-sampah plastik yang dikumpulkan tersebut umumnya berupa botol-botol bekas minuman, gelas plastik, dan stiloform.
Gerakan bakti sosial ini diikuti tidak kurang 21 orang dosen dari Jurusan Ilmu Kelautan Unhas. Menurut Dr. Mahatma, M.Sc., acara bersih-bersih pantai ini sebetulnya merupakan rangkaian syukuran atas lolosnya Jurusan Ilmu Kelautan Unhas berstandar internasional AUN-QA.
“Tujuan utama ke Pantai Parangluhu ini adalah untuk menggelar acara syukuran, tetapi begitu sampai di sini, kami melihat pantai yang sangat indah ini dinodai oleh banyaknya sampah-sampah plastik yang berserakan dimana-mana,” jelas Ketua Jurusan Ilmu Kelautan ini.
Masyarakat lokal yang melihat aksi ini ternyata merasa agak malu dengan adanya aksi yang tiba-tiba dilakukan oleh dosen Unhas tersebut.
“Wah kami jadi tidak enak pak dengan adanya aksi bapak-bapak membersihkan pantai tadi. Kami yang sehari-harinya mencari nafkah dari kedatangan wisatawan di sini tidak pernah melakukan hal seperti itu di sini. Paling yang biasa kami lakukan meminta wisatawan untuk tidak membuang sampah sembarangan,” aku Wahyu, guide snorkeling di Pantai Parangluhu.
Turut hadir dalam kegiatan ini Sekretaris Majelis Wali Amanat Unhas Prof.Dr. HM.Natsir Nessa, MS, Direktur Inovasi Prof.Dr. Sudirman, MP, dan Ketua Majelis Ta’lim FIKP yang baru terpilih Prof.Dr. Musbir, M.Sc. Selain itu, tampak pula Dekan FIKP, Dr St Aisjah Farhum M Si, dan Wakil Dekan III FIKP, Prof Dr Amran Saru M Si di acara itu.
Pantai Parangluhu letaknya tidak jauh dari pelabuhan penyeberangan Feri di Bira, Bulukumba. Lokasi rekreasi ini memiliki pantai pasir putih yang sangat halus. Di bagian dapat kita jumpai sederetan kampung nelayan yang diselingi dengan cottage dan villa. Ada yang dikelola oleh masyarakat lokal dan ada pula yang sudah dikelola oleh orang asing. Pantai ini padat dikunjungi wisatawan asing antara Juli – September.
“Wisatawan asing umumnya berasal dari Jerman, Perancis, Swedia, Kanada, dan Afrika,” jelas Wahyu. (ab)