Menjelang hari ulang tahun ke 70, Guru Besar Ilmu Komunikasi Unhas, Prof Dr Anwar Arifin meluncurkan buku berjudul “Pergulatan Pemikiran Keindonesiaan”. Kegiatan ini berlangsung di Hotel Continent Centerpoint Makassar, Rabu (6/12).
Buku itu berisi 70 artikel Prof Anwar yang telah termuat di surat kabar sejak tahun 1970-an sampai sekarang. Berisi tujuh pokok pembahasan yakni politik, komunikasi, pembangunan, pendidikan, agama, cendekiawan, pemuda dan mahasiswa.
Prof Anno sapaan akrabnya, mengungkapkan bahwa buku Pergulatan Pemikiran Keindonesiaan merupakan kumpulan prediksinya di masa lalu. Ada beberapa yang terbukti, ada pula yang tidak terjadi di masa sekarang.
Salah satu prediksinya adalah kepemimpinan Partai Golkar akan beralih dari birokrat, ke TNI dan akhirnya beralih ke swasta.
“Terbukti, sudah tiga ketua Golkar yang berasal dari kalangan pengusaha kalau tidak di antisipasi, akan tenggelam,” ucapnya sebelum peluncuran buku.
Selain itu, Prof Anno menyampaikan predeksinya tentang media massa yang akan beralih dari pers politik ke pers bisnis. Terbukti saat ini, media massa lebih didominasi oleh kaum konglomerat dan opini publik akan dikuasai oleh beberapa orang saja.
“Jadi saat ini terjadi konglomerasi media massa di Indonesia dan dikuasai oleh 15 orang konglomerat termasuk opini publik,” jelas Professor yang lahir tanggal 11 Desember 1947 ini.
Prediksi lain yang juga dirangkum adalah para konglomerat media massa tersebut akan terjun ke dunia politik. Jadi politik, pemerintahan, dan media massa akan menyatu.
Dalam ilmu politik, hal tersebut merupakan ancaman bagi kehidupan demokrasi. Mantan Rektor UVRI Makassar itu mengatakan bahwa hal itu merupakan tirani yang harus dihadapi dalam kehidupan politik saat ini.
Dalam buku itu, Prof Anno menulis, bahwa saat ini masyarakat harus bersiap menerima pemimpin yang tidak bertalenta. Tidak lain adalah pemimpin yang hanya memiliki modal saja. Katanya, itulah nasib bangsa Indonesia kini.
Prof Anno juga menyampaikan bahwa buku ini ialah implementasi dari fungsi ilmu pengetahuan. Baginya, ilmu pengetahuan harus mampu memprediksi masa depan sesuai dengan data-data yang ada.
Pada acara peluncuran buku ini juga hadir Rektor Unhas Prof Dwia Aries Tina Palubuhu, Dr Andi Niniek Fariaty Lantara, dan Guru Besar UIN Alauddin Prof Dr Qasim Mathar MA sebagai pembedah.
Pada sesi bedah buku, Prof Dwia mengatakan bahwa buku Prof Anno ini membicarakan sejarah, tapi bukan buku sejarah, melainkan buku yang membahas sketsa sejarah. Hal itu membuatnya mengingat indahnya di masa lalu.
Pada kesempatan itu pula, Ketua Ikatan Sosiologi Indonesia itu mengkritik gaya penulisan Prof Anno yang tidak beraturan. “Mohon maaf saya katakan kalau gaya kepenulisan dalam buku ini tidak memiliki aliran tetap,” ucap Prof Dwia.
Dwia menyampaikan, sosok Prof Anwar Arifin merupakan tokoh yang transformatif karena mampu memposisikan dirinya dari bermacam sudut pandang. Mulai dari politisi, aktivis, cendekiawan dan terkadang pula sebagai ulama. “Sehingga jika kita temukan tulisannya tidak konsisten, itu merupakan kekayaan beliau,” kata Prof Dwia.
Reporter: Nurmala