Rektor Universitas Hasanuddin (Unhas), Prof Dr Jamaluddin Jompa MSc menegaskan komitmen Unhas untuk menjadi kampus inklusif dalam Konferensi Pers Penerimaan Mahasiswa Baru 2025. Kegiatan ini digelar di Lantai 8 Gedung Rektorat Unhas, Rabu (18/12).
Dalam konferensi tersebut, Rektor Unhas menekankan pentingnya memberi kesempatan bagi penyandang disabilitas untuk meraih cita-cita mereka. Tahun ini, Unhas menerima 25 mahasiswa disabilitas, dan tahun depan targetnya meningkat menjadi 35 sampai 40 orang.
“Kita ingin mereka bisa mendapatkan pengakuan, pekerjaan yang layak, dan kehidupan lebih baik. Ini menjadi contoh bagi universitas lain, khususnya di kawasan timur Indonesia, untuk menghentikan diskriminasi dan memberikan ruang bagi disabilitas,” tambahnya.
Selain itu, Prof JJ juga memberikan peringatan keras terhadap praktik manipulasi nilai oleh oknum guru demi meloloskan siswa ke Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Ia mengingatkan bahwa tindakan tersebut tidak hanya merugikan siswa lain yang lebih berhak, tetapi juga mencederai integritas pendidikan.
“Motivasi untuk memanipulasi nilai mungkin awalnya demi reputasi sekolah atau kebahagiaan siswa, tapi itu tidak bisa dibenarkan,” tegasnya.
Ia melanjutkan bahwa sistem saat ini semakin canggih untuk mendeteksi kecurangan, termasuk manipulasi nilai. Bagi siswa atau sekolah yang terbukti melakukan kecurangan, Rektor Unhas itu memastikan bahwa akan ada konsekuensi berat.
“Tidak ada kejahatan yang sempurna. Siswa yang terbukti terlibat tidak hanya dilarang mendaftar di Unhas, tetapi juga di PTN lain selama tiga tahun,” jelasnya.
Sebagai penutup, Prof JJ mengimbau seluruh pihak di dunia pendidikan untuk tetap bekerja dengan jujur dan adil. Ia juga menegaskan bahwa Unhas menyediakan berbagai jalur penerimaan, termasuk jalur afirmasi untuk mereka yang membutuhkan bantuan, sehingga tidak perlu menghalalkan segala cara.
Adrian