Saat tulisan ini pertama kali diketik di laptop, jujur, beberapa hari belakangan, saya sengaja membuat jam tidur saya tidak beraturan. Entah karena beberapa aktivitas yang memang penting atau sekadar hanya ingin berkeliling menikmati hiruk pikuk tengah malam Kota Makassar bersama beberapa teman tongkrongan.
Berkeliling Kota Daeng sembari menikmati lengangnya suasana lalu lintas, mengisyaratkan kota ini sedang dalam fase istirahat, meskipun tidak benar-benar demikian. Perjalanan menyusuri kota ini akan berakhir pada Circle K di dekat pusat kota atau dekat Pantai Losari. Sembari mencari promo minuman lalu duduk bercerita tentang hal-hal random dari kenangan masa lalu, kisah percintaan, kesibukan sehari-hari, serta topik-topik diskusi tengah malam lainnya.
Namun tidak demikian dengan malam saat ide tulisan ini terlintas, saya tidak melakukan kegiatan semacam itu. Meskipun bersama beberapa orang dari mereka, kami berkumpul untuk berbuka puasa di pinggir pantai dan dilanjutkan ke salah satu pusat perbelanjaan yang selalu ramai dikunjungi di ujung kota Makassar. Hanya sekadar mengisi kekosongan. Walaupun, untuk sampai ke tempat itu menghadapi kemacetan dan keruwetan hidup kota yang menjengkelkan.
Ide menulis ini saya dapat sepulang dari sana, berpisah di kampus setelah beberapa lama bercengkerama. Pukul satu dini hari menjadi waktu yang cukup larut untuk berpikir. Tiba-tiba banyak pertanyaan terlintas dalam pikiran. Hal yang jarang terjadi, kecuali di masa sepi.
Sudahkah saya melakukan yang terbaik dalam hidup?
Apakah tingkah saya menyakiti orang lain?
Mengapa saya gagal dalam hal ini? Apa saya tidak cukup berusaha?
Mengapa saya tidak paham termodinamika dan fisika statistik?
Dan banyak lagi pertanyaan-pertanyaan lainnya.
Pertanyaan-pertanyaan semacam itu sering kali menghantui saat tengah malam atau waktu-waktu sepi lainnya, seperti saat buang hajat di toilet. Merenungkan berbagai jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini bisa jadi suatu hal yang eksklusif bagi tiap manusia. Sebab, merenung bukanlah hal yang dapat dilakukan tiap saat, perlu konsentrasi dan waktu yang diluangkan untuk berpikir.
Merenung ternyata memiliki banyak manfaat. Pemikir-pemikir besar masa lalu merenung untuk sampai pada pemikiran hebat mereka. Kisah Archimedes yang membuktikan kemurnian emas dari mahkota raja merupakan salah satu bentuk dari hasil dari perenungan. Ia menemukan perbandingan massa jenis benda yang akhirnya berkontribusi besar dalam ilmu pengetahuan di dunia hingga saat ini.
Selain itu, bentuk lain dari perenungan yang berpengaruh terhadap pengetahuan dunia adalah penemuan Isaac Newton dengan apelnya. Kisah yang sampai saat ini banyak dibenci anak Sekolah Menengah Atas karena menghasilkan kerumitan rumus yang sulit dipahami, rumus gravitasi newton dan kalkulus.
Isaac Newton memikirkan mengapa apel jatuh ke tanah serta menyelesaikan rumusan matematis hal tersebut, meskipun ratusan tahun setelahnya dikoreksi oleh Einstein. Pemikiran Newton ini yang berhasil membuat ia menjadi orang paling berpengaruh kedua setelah Muhammad menurut Michael H Hart.
Hasil pemikiran cemerlang para pemikir itu dilewati dengan banyak perenungan panjang. Merenung akan menghasilkan buah pemikiran baru dan berpengaruh, bergantung pada metode renungannya. Bagaimana merenung dengan kritis dan reflektif demi memahami dan mengevaluasi hal yang terjadi.
Merenung tidak harus menghasilkan hal yang mengubah dunia sepeti para filsuf lakukan. Merenung bisa saja berguna untuk mengevaluasi hal-hal yang terjadi dalam hidup pribadi maupun memikirkan bagaimana hidup di masa depan. Jalaluddin Rumi bahkan mengatakan ketika kita bijak, kita tidak lagi ingin mengubah dunia, tapi kita mengubah diri sendiri.
Renungan bisa menjadi ajang refleksi dan koreksi diri. Selain itu memperbanyak merenung bisa membuat kita lebih berhati-hati dalam melangkah dan menentukan arah. Satu hal yang dibutuhkan dalam merenung hanyalah waktu luang yang sepi serta kemampuan kepala yang baik untuk berpikir dengan bijak.
Perbanyaklah waktu luang untuk merenung demi hidup yang lebih baik.
Muh Amar Masyhudul Haq
Mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam 2021
Sekaligus Litbang SDM PK identitas Unhas