Society of Renewable Energi (SRE) Universitas Hasanuddin (Unhas) mengadakan Energy Talks yang berlangsung secara daring melalui Zoom Meeting, Sabtu (01/02).
Kegiatan dengan tema “Women Leading Renewable Energy Revolution for Global Resilience” ini menghadirkan Research Officer of Renewable Energy and Emission Reduction dari Resilience Development Initiative (RDI), Widiartyasari Prihatdini sebagai pemateri.
Dalam kesempatan ini, Widiartyasari menyoroti berbagai tantangan yang dihadapi perempuan dalam mengakses energi terbarukan. Akibatnya, ibu-ibu dengan anak-anaknya menjadi kelompok paling rentan terhadap dampak panas dari perubahan iklim yang secara langsung mempengaruhi kesehatan dan kualitas hidup mereka.
Lebih lanjut, Research Officer RDI itu menyebut bahwa keterbatasan ilmu dalam pengambilan keputusan serta faktor ekonomi seringkali menghambat perempuan dalam mengadopsi solusi energi terbarukan di tingkat rumah tangga seperti biogas.
“Proyek biogas rumah tangga dari Yayasan Rumah Energi juga diperkenalkan sebagai langkah nyata dalam mendukung energi bersih dan ramah gender,” ungkapnya.
Ia menekankan pentingnya equity dibanding equality dalam dunia kerja energi. Dalam hal ini, partisipasi perempuan pada sektor tersebut masih rendah, dengan banyaknya pekerja perempuan yang hanya ditempatkan di posisi administratif.
Widiartyasari menyebutkan, perlu ada kebijakan dan lingkungan kerja yang lebih inklusif agar perempuan dapat berkontribusi secara optimal dalam transisi energi bersih.
Ia juga berharap, diskusi ini menegaskan bahwa revolusi energi terbarukan harus melibatkan semua pihak, termasuk perempuan, dengan menyediakan akses dan kesempatan yang adil bagi mereka.
“Dengan langkah ini, diharapkan transisi menuju energi bersih dapat berjalan lebih efektif dan berkelanjutan,” tutupnya.
Muh Fadhel Perdana