“Namun tak ada yang tetap selamanya. Kita memiliki sisi yang liar, aneh, dan gila. Akan tetapi, kita jarang memperlihatkan sisi itu kepada orang lain.” -Meilin Lee
Di dalam sebuah kelas Meilin Lee tampak gelisah duduk di bangkunya. Gadis berdarah China yang kerap disapa Mei itu ia nampak sedang menyembunyikan sesuatu. Sahabatnya, Miriam, Priya, dan Abby juga nampak kebingungan pada tingkah laku Mei yang tidak biasa. Pelajaran matematika tetap berlangsung seperti biasa, hingga seisi kelas menyadari, Ming Lee, ibu dari Mei sedang cekcok dengan penjaga keamanan sekolah lantaran ngotot untuk memantau putrinya yang ia kira sedang menstruasi untuk yang pertama kali. Perseteruan ini menjadi tontonan seisi kelas, apalagi Ming Lee berteriak memanggil Mei sambil memamerkan pembalut. Mei pun tidak sanggup menahan malu, emosinya memuncak dan boom, ia berubah menjadi seekor panda merah raksasa yang imut.
Itulah salah satu adegan yang cukup ikonik dalam film Turning Red. Film animasi garapan Disney dan Pixar ini menceritakan tentang seorang remaja bernama Meiling Lee (Rosalie Chang) yang dapat berubah menjadi seekor panda merah raksasa apabila sedang merasakan emosi yang sangat kuat. Film yang berdurasi 1 jam 40 menit ini memiliki visual yang ceria dan settingan cerita yang unik, yaitu kehidupan orang Asia di Toronto, Kanada pada tahun 2002.

Singkatnya Turning Red bercerita tentang kegalauan yang dialami oleh gadis remaja dikemas dengan cukup unik. Masa remaja adalah masa yang menantang dan banyak perubahan yang terjadi. Perubahan-perubahan itu tidak hanya tampak dari tubuh saja, tetapi cara berpikir, sifat, dan ketertarikan pun mulai berubah. Belum lagi pada film ini, Mei lahir dan dibesarkan oleh budaya asia yang kental dari ibunya, yang ingin Mei menjadi anak yang “sempurna”.
Setelah menyadari kalau ia bisa berubah menjadi panda merah, hidupnya berubah drastis. Sekalipun mengetahui kalau ia hanya akan berubah menjadi panda merah ketika emosinya meledak, Mei seakan merasa tidak bisa melakukan apa-apa selama monster berbulu itu masih bersarang dalam tubuhnya. Dalam titik ini, Mei menjadi sulit menerima kenyataan, dan sulit menerima dirinya sendiri. Hingga suatu ketika ia memutuskan untuk mulai menerima keadaannya dan mencoba memperbaiki situasi.
Panda merah dalam film ini merupakan roh yang melindungi leluhur Mei. Keluarga Mei sangat menghormati para leluhurnya. Mei dan ibunya sehari-hari bekerja menjaga kuil keluarga mereka yang ramai dikunjungi wisatawan. Panda merah dalam film ini sesungguhnya merupakan representasi dari sisi lain Mei yang ingin bebas dan diperlakukan seperti orang dewasa. Jika kamu penasaran mengapa Mei bisa berubah menjadi panda merah, silakan saksikan selengkapnya di filmnya yah.
Dari didikan ibunya, Mei akhirnya tumbuh menjadi remaja 13 tahun yang berbakat dalam akademis, rasa bersaing yang sangat tinggi, aneh, dan overachiever. Sehingga membuat beberapa orang di sekolahnya kadang merasa jengkel dengan sifatnya itu. Walaupun sifatnya seperti itu, Mei memiliki tiga sahabat setia, yaitu Miriam, Abby, dan Priya.
Yang membuat Turning Red ini cukup seru untuk ditonton adalah fakta bahwa kita semua pernah melalui masa remaja. Beberapa peristiwa yang ada dalam film ini mungkin pernah kita lakukan ketika remaja, misalnya membangkang pada orang tua, kabur dari rumah, mengkhianati teman, mengagumi orang lain secara rahasia, atau mungkin ngefans dengan beberapa grup band seperti JKT48 atau SMASH. Semua peristiwa itu akan sangat terasa dalam film Turning Red ini.
Hal yang paling terasa dalam film ini adalah orang tua, terutama ibu Mei, Ming Lee menerapkan aturan yang sangat ketat untuk Mei. Bagi kamu yang memiliki orang tua ketat akan peraturan dan menuntut banyak mungkin bisa mengerti bagaimana perasaan Mei. Tumbuh dan besar di keluarga asia memanglah berat. Mulai dari budaya menghormati orang tua, hingga harus menjaga sikap untuk tidak terlihat kasar. Seolah-olah anak tidak boleh mengekspresikan emosi mereka dan berkata jujur terhadap diri sendiri. Pencarian jati diri Mei membuatnya bertengkar dengan ibunya.
Visual CGI dari film ini sangat memanjakan mata. Mulai dari warna, hingga desain setiap karakter. Ceritanya pun menyenangkan untuk ditonton sendirian maupun bersama teman. Ada banyak makna tersirat yang dapat dipetik dari Turning Red, apalagi Budaya Asia yang disajikan cukup kental, tentu tidak asing lagi bagi segelintir penonton.
Turning Red rilis di Disney+ Hotstar pada tanggal 11 Maret 2022. Cuplikan filmnya pertama kali dirilis pada Juli 2021 di YouTube. Film ini disutradarai oleh Domee Shi, dan uniknya lagi lagu-lagu dari boyband 4*Town diciptakan oleh Billie Eilish dan Finneas O’Connell.
Bagaimana? apakah kamu tertarik untuk menonton film ini? kalau iya, selamat menonton.
Rizka Raisa Fatimah Ramli