Sutradara sekaligus Pendiri Rumata Artspace, Riri Riza, hadir sebagai narasumber utama pada kegiatan Seminar Film rangkaian Dies Natalis ke-65 Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Hasanuddin (Unhas). Kegiatan tersebut berlangsung di Aula Prof. Mattulada FIB Unhas, Minggu (07/12).
Dalam pemaparannya, Riri menjelaskan bahwa film secara umum terbagi ke dalam dua genre, yakni fiksi dan nonfiksi. Menurutnya, unsur-unsur dalam film fiksi merupakan hasil rekaan yang berangkat dari pengembangan ide, kemudian dituangkan ke dalam skenario, dan selanjutnya diwujudkan melalui proses produksi hingga akhirnya menjadi sebuah karya.
“Film Rangga dan Cinta merupakan contoh film fiksi, sedangkan film nonfiksi berbentuk dokumenter, seperti biografi tokoh atau film tentang peristiwa nyata dan sebisa mungkin menghindari unsur rekayasa,” ujarnya.
Lebih lanjut, sutradara film Rangga & Cinta itu menegaskan bahwa film merupakan produk yang melalui proses panjang dan tidak lahir secara instan. Ia menjelaskan bahwa sejarah perfilman bermula dari inovasi dua bersaudara asal Prancis yang menciptakan cinématographe, yakni alat pertama yang mampu merekam, memproses, dan memutar gambar bergerak.
Di samping itu, pria kelahiran Makassar tersebut mengungkapkan bahwa film dokumenter yang sebelumnya dianggap kurang diminati, kini justru mengalami peningkatan popularitas melalui layanan streaming seperti Netflix. Ia menambahkan bahwa film dokumenter masa kini tidak hanya menyajikan informasi, tetapi juga mampu menghadirkan pengalaman emosional yang kuat melalui penguasaan struktur penceritaan, ritme dramatik, serta teknik visual yang kreatif.
An-Nisa Ramadhina Andini
