Baru-baru ini pedagang di kantin Kudapan Universitas Hasanuddin ramai membahas soal rencana penerapan kasir di dua lantai di kantin tersebut. Kehadiran kasir dikatakan salah seorang penjual di Kantin Kudapan, Bayu (bukan nama sebenarnya) sebagai langkah Unhas meniadakan tunggakan penjual dari membayar sewa tempat juga upah Cleaning Service (CS) yang bertugas membersihkan kudapan.
Menurut Bayu, sosialisasi telah dilakukan pihak Unhas, khususnya bagian Direktur Inovasi dan Kewirausahaan. Petemuan tersebut diadakan di Gedung Ipteks, sekira dua minggu lalu dan hanya diikuti kurang lebih 15 penjual.
Mengenai pengadaan kasir, Bayu mengaku khawatir. Pasalnya selain pemotongan hasil jualan 10% per harinya, juga bakal membuat mahasiswa antre membayar.
“Tidak ada saja kasir nah mahasiswa mengeluh karena lama dilayani. Apalagi nanti kalau adami kasir, terus haruski ngantre bayar makanannya. Lama-lama tidak maumi makan di kudapan, karena ribet kek di mall saja,” jelasnya saat diwawancarai di Kudapan, Selasa (21/01).
Komentar terkait pengadaan kasir juga dikeluhkan Wawan (bukan nama sebenarnya). Menurutnya, pemotongan pendapatan 10% dari penghasilan per hari tidak adil jika diberlakukan secara rata ke penjual. Pasalnya beberapa penjual mempekerjakan satu sampai dua orang pegawai yang juga bakal digajinya. Selain itu, aturan ini dianggapnya bakal memberatkan karena tidak semua penjual, penghasilan dan pengeluarannya sama. Adanya sistem kasir dianggapnya akan semakin mengurangi pendapatan penjual di Kudapan.
“Contoh saja yah, jika penghasilan saya anggap 300 ribu per hari terus dipotong 10% oleh pihak Unhas. Jadi Unhas dapat 30 ribu dari saya per harinya. Jika 30 ribu dikalikan 20 hari, Unhas akan mendapatkan 600 ribu. Saya yang awalnya hanya bayar sewa per bulan sebesar 300 ribu, bisa naik 600 ribu. Ini kan jadinya sewa kita naik seratus persen dari pembayaran perbulan yang awalnya 300 ribu di luar listrik dan CS” jelas Bayu, Selasa (21/01).
Bayu mengatakan ia dan teman-temannya (red: para penjual) sudah mencoba meminta keringanan ke pihak aset Unhas untuk memotong 5% saja atau setidaknya Unhas tidak lagi memungut sewa listrik jika tetap ingin 10%.
Jika aset Unhas tetap memotong 10%, Bayu dan teman-temannya berencana bakal menaikkan harga menu yang tadinya hanya 15 ribu menjadi 17 ribu. “Kalau Unhas tidak menerima permintaan kita, kemungkinan kita akan menaikkan harga makanan untuk menutupi sebagian pengeluaran di kasir,” ungkapnya.
Setelah dikonfirmasi ke Kepala Direktur Inovasi dan Kewirausahaan, Dr Muh Akbar M Si, ia membenarkan kabar tersebut. Pengadaan kasir dianggapnya sebagai langkah yang ditempuh guna menertibkan penjual yang suka menunggak sewa pajak tempat dan upah CS.
Akbar begitu Direktur Aset Unhas disapa, membeberkan kerugian Unhas yang sampai di angka 200 juta, akibat menunggaknya sewa penjual di tahun 2019. Adanya sistem kasir dikatakan Akbar sebagai jalan mengatasi tunggakan.
“Jadi dengan diterapkannya sistem kasir, nantinya pihak kami akan memberikan potongan 10% dari setiap keuntungan penjualan. Sehingga tidak ada lagi pembayaran sewa per bulan dan CS. Nantinya kita juga akan menambah jumlah CS yang bertugas membersihkan di Kudapan,” tuturnya, Selasa (21/01).
Mesin kasir sendiri telah ada di Gedung Rektorat, tinggal menunggu penjual menyetor menu jualannya dan melakukan penandatanganan perpanjangan kontrak untuk masa sewa berjualan di Kantin Kudapan.
Dar