Guna mengedukasi literasi keuangan syariah, Kelompok Studi Ekonomi Islam dan Forum Studi Ekonomi Islam (KSEI FoSEI) Unhas menggelar webinar nasional, Minggu (17/01). Bertajuk “Peran Fintech Syariah dalam Meningkatkan Resiliensi UMKM di Masa Pandemi”, kegiatan ini berlangsung melalui Zoom dan live YouTube.
Pandemi memberi tantangan tersendiri bagi bangsa Indonesia, khususnya di bidang ekonomi. Hal ini terbukti dengan peningkatan pada berbagai hal yang dinilai negatif, seperti peningkatan pengangguran sebanyak 2,67 Juta jiwa (BPS, 2020), kemiskinan sebanyak 26,42 juta jiwa (BPS, 2020), total peminjaman online sebanyak 146,25 T (OJK, 2020), serta tingkat gagal bayar pinjaman mencapai 7,2% (OJK, 2020).
Lebih lanjut, setidaknya terdapat lima permasalahan keuangan muslim, diantaranya pengelolaan keuangan yang masih buruk, boros dalam konsumsi, terjerat lingkaran setan hutang ribawi, belum melakukan investasi terutama produk investasi syariah, dan belum memahami konsep ZISWAF sepenuhnya.
Menanggapi hal tersebut, CEO Fine Aja, Aditya Hadid Riyadi sebagai salah satu narasumber memberikan solusi berupa cara bijak dalam menggunakan Financial Technology (Fintech Syariah). “Atasi menggunakan ketiga tingkat manajemen prioritas. Daruriyyat (keperluan dasar) sebagai perlindungan terhadap agama, jiwa, akal, keturunan dan harta, Hajiyyat (keperluan tambahan) diperlukan untuk memudahkan urusan seseorang, dan Tahsiniyyat (keperluan pelengkap) untuk kenyamanan,” paparnya
Ia juga menambahkan, kalangan milenial harus melek finansial. Karena keseharian kalangan milenial tidak terlepas dari gadget, sifat konsumtif adalah godaan terbesar. “Namun, kita tetap harus bijak dalam meminjam atau melakukan pembiayaan. Caranya, membiasakan diri dengan hal-hal yang bersifat halal,” tegas Adit.
Pada akhir kesempatan, ia menerangkan manajemen keuangan yang harus diketahui dan bermanfaat.” Seperti halnya kebutuhan sehari-hari, gunakan 50-75% dari pendapatan yang dihasilkan. Sisihkan 5-10% untuk dana sosial, 20-30% untuk tabungan dan investasi, 10-20% untuk dana darurat, serta 10-20% untuk hiburan,” papar Adit.
M209
BACA JUGA: Kunci Berwirausaha di Bangku Perkuliahan