Mentari pagi bersinar hangat di Vihāra Sasanadipa. Di balik teduhnya altar dan wangi dupa yang mengambang di udara, umat Buddha dari berbagai penjuru Makassar berkumpul dalam balutan busana terang dan bawahan gelap. Mereka datang untuk merayakan Trisuci Waisak 2569 BE.
Sekitar pukul 09.00 Wita, perayaan Waisak dimulai dengan kidung Buddhis yang mengalun lembut memenuhi ruang utama. Di hadapan altar, bunga dan dupa tersusun rapi sebagai bentuk persembahan suci.


Di tengah kerumunan, tampak Y.M. Bhikkhu Ratanaviro Thera dan seorang sāmaṇera turut hadir, memimpin ritual dengan keteduhan batin yang terpancar. Satu per satu umat menerima percikan air suci ritual pemberkatan yang diyakini sebagai pemurnian diri.

Salah satu momen sakral tampak saat umat menyalakan lilin di altar. Cahaya kecil dari sumbu yang menyala melambangkan pengusiran kegelapan batin, simbol pencerahan yang menjadi inti dari ajaran Buddha. Di sisi altar, Bhikkhu Sangha memimpin sesi meditasi, mengajak umat menyelami keheningan untuk mengasah kesadaran dan mencapai ketenangan batin.


Di sudut aula, patung Siddhartha Gautama berdiri anggun. Di bawah patung itulah harapan-harapan dipanjatkan dan tekad untuk hidup lebih selaras dengan Dhamma diperbaharui.

Foto dan Naskah: Muh Fadhel Perdana
