Gedung-gedung pencakar langit, kendaraan roda empat yang berlalu lalang, meriahnya malam yang dipenuhi lampu-lampu di kota, mungkin sedikit gambaran tentang kota besar seperti Makassar. Namun, indah dan megah bukan berarti ‘ramah’.
Bertahan di kota metropolitan tak semudah membalikkan telapak tangan.
Berikut sedikit perjalanan reporter identitas mengulik kehidupan para pekerja serawutan di kota terbesar di Indonesia Timur ini.
Berbekal sebuah keranjang lusuh berwarna coklat mudah, seorang gadis kecil berangkat membawa berbotol-botol minuman dingin untuk dijajakan kepada para pejalan kaki.Sambil menarik tong sampah berwarna hijau dan sebuah sapu lidi, seorang bapak berbaju merah bersiap untuk istirahat setelah seharian menyapu jalanan.Senyum ramah nampak menghiasi wajah bapak penjual shomai, ketika seorang ibu dan anaknya membeli dagangannya sore itu.Di era globalisasi, perkembangan teknologi yang makin pesat telah memunculkan pulah beragam pekerjaan baru seperti ojek online atau ojol.