Festival Media (Fesmed) Aliansi Jurnalis Independen (AJI) 2025 menggelar dialog publik bertajuk “September Hitam: Upaya Melawan Impunitas Melalui Narasi Kebenaran”. Kegiatan ini digelar di Panggung Utama, Benteng Ujung Pandang, Minggu (14/09).
Kegiatan tersebut menghadirkan Sekretaris Jenderal Solidaritas Korban Pelanggaran Hak Asasi Manusia (SKP-HAM), Nurlaela Lamasitudju, sebagai salah satu pembicara. Ia membagikan pandangannya mengenai rekonsiliasi dan sejarah kelam di Sulawesi.
Dalam pemaparannya, Nurlaela menyoroti peristiwa penting yang kerap terabaikan dari narasi resmi negara, salah satunya pelebaran jalan 2016 di Sulawesi Tengah. Ia menjelaskan bahwa upaya rekonsiliasi selama ini bertujuan menghapus stigma yang membayangi masyarakat.
“Setelah 2012, kami mengelola rekonsiliasi hingga akhirnya wali kota Palu meminta maaf kepada para korban,” ujarnya.
Lebih lanjut, Nurlaela menekankan perlunya melihat akar budaya masyarakat yang sejatinya tidak diskriminatif. Menurutnya, stigma negatif justru muncul akibat kebijakan negara yang memaksakan perbedaan dan diskriminasi secara turun-temurun.
Salah satu langkah penting yang dilakukan SKP-HAM adalah pendokumentasian dan edukasi publik. Nurlaela menceritakan bagaimana ia memproduksi film dokumenter tentang kerja paksa yang dialami para eks-tahanan politik (ekstapol) di Sulawesi Tengah.
“Ada 17 lokasi kerja paksa di sana yang kami suarakan. Kami ingin masyarakat dan pemerintah menyadari bahwa fasilitas yang kita nikmati hari ini lahir dari penderitaan mereka,” tuturnya.
An-Nisa Ramadhina Andini
