Perhimpunan Organisasi Profesi Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian Indonesia (Popmasepi) bersama Mahasiswa Peminat Sosial Ekonomi Pertanian (Misekta) Unhas sebagai tuan rumah menyelenggarakan Seminar Nasional dengan tema “Prospek dan Tantangan Berinvestasi di Sektor Pertanian pada Masa Pandemi Covid-19”. Kegiatan berlangsung di Aula Fakultas Pertanian Unhas dan melalui Zoom Meeting, Senin (28/2).
Dalam kesempatan tersebut, salah satu peserta seminar, Rifky Nur maula menanyakan metode penyuluhan yang cocok untuk masyarakat di Indoneisa.
“Sebenarnya metode penyuluhan apa yang cocok untuk masyarakat Iindoneisa? Jika ingin memanfaatkan kemajuan teknologi saat ini, kendalanya kemudian banyak dari masyarakat, khususnya petani masih kesulitan dan belum tahu bagaimana menggunakan teknologi,” kata Rifky.
Menjawab pertanyaa itu, Sekretaris Perhimpunan Sarjana Pertanian Indonesia (PISPI), Bahtiar Manadjeng, mengatakan bahwa metode penyuluhan saat ini telah mengalami pergeseran seiring dengan perkembangan xzaman da perkembangan teknologi.
“Dulu mungkin generazi X masih menggunakan medode tradisional. Tetapi, dengan era digital saat ini, seperti yang disampaikan Ikram, Vestanesia, bisa menjadi tools penyuluhan. Kenapa? Karena di era digital tidak ada lagi yang tidak menggunakan android, ini bisa dimanfaatkan,” jelas Bahtiar.
Ia juga menjelaskan sedikit aplikasi bernama Petani App sebagai salah satu contoh pemanfatan teknologi untuk pertanian. “Pada aplikasi itu Anda bisa bertanya apapun tentang pertanian, ini adlaah salah satu contoh bgaimana metode sosialisasi dan edukasi telah meningkat. Teknologi bisa menjadi jalan kita untuk terus meningkat dan berkembang,” kata Alumni Pertanian itu.
Bahtiar juga berpendapat bahwa generasi milenial saat ini dan ke depannya pasti lebih tertarik memanfaatkan teknologi seperti handphone untuk belajar terkait pertanian. “Saya kira generasi milenial tertarik memanfaatkan teknologi, mereka hanya perlu membuka handphone membaca dan melihat vidio singkat sudah dapat belajar mengenai pertanian, bahkan bisa dilakukan dari rumah, tidak perlu face to face dengan orang lain,” ujar Bahtiar.
“Jadi saya kira ke depannya penyuluhan untuk petani sudah harus menggunakan perangkat teknologi seperti handphone,” tutup Bahtiar.
Annur Nadia F. Denanda