Fakultas Ilmu Sosial dan Imu Politik (FISIP) Universitas Hasanuddin (Unhas) bersama Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menggelar Seminar Nasional Literasi Digital Sektor Pendidikan Unhas. Kegiatan dilaksanakan secara hybrid di Aula Prof Syukur Abdullah FISIP Unhas dan Zoom Meeting, Senin (26/02).
Seminar menghadirkan Pembina Relawan Teknologi Informasi dan Komunikasi Palopo, Ramlan SKom Msi yang membawakan materi “Digital Ethic.” Di awal pemaparan, ia menyampaikan data tingkat panetrasi internet di Indonesia yang mencapai 79,5 persen.
Angka ini menunjukkan jumlah penduduk yang terkoneksi internet sekitar 221.563.479 jiwa dari total penduduk Indonesia berjumlah kurang lebih 278.696.200 jiwa. Penetrasi internet di Indonesia mengalami perkembangan yang signifikan dari tahun ke tahun.
Ia mengungkapkan, etika digital sangat penting dalam menjaga keamanan dan kenyamanan dalam menggunakan teknologi dan internet. Sementara etika komunikasi digital juga perlu diperhatikan demi menjaga perbedaan pendapat tetap terkendali dan sebisa mungkin menghindari konflik.
“Harus kita pahami bahwa orang yang kita ajak berinteraksi di media digital ialah orang yang juga memiliki perasaan. Tanpa etika digital yang benar, kita dapat menjadi korban atau bahkan merugikan orang lain. Di samping itu, etika digital juga membantu dalam membangun citra diri,” tuturnya.
Dalam bersosialisasi di dunia digital, Ramlan berpesan agar menghindari menyebarkan berita hoax, video porno atau asusila, judi online, kebencian dan isu SARA, serta mencemarkan nama baik.
“Selalu perhatikan apa yang ingin anda unggah di media sosial, sebab media sosial akan menjadi jejak digital yang dapat ditelusuri dengan mudah. Jangan lupa segala tindakan penyelewengan di media digital semuanya sudah diatur dalam pasal-pasal UU ITE yang pelakunya bisa dipidana,” ungkapnya.
Andi Nurul Istiqamah Bate
