Sejak pemadaman listrik di Kampus Unhas Februari lalu, seolah membuka kotak pandora pengelolaan listrik Unhas
Bersuara saja kadang tidak didengar dan dikabulkan, apalagi tidak sama sekali. Kondisi ini kerap terjadi di lingkungan sekitar kita. Jika saja fasilitas tua dan kumuh di Unhas mampu berbunyi, mungkin kebisingan mengisi setiap ruangan hingga sudut-sudut gedung yang ada. Mereka kurang diperhatikan, hingga kondisi gelap dan temaram kerap terjadi.
Begitulah yang terjadi pada listrik Unhas. Pemadaman listrik lagi-lagi kembali dilakukan hingga memadamkan listrik di beberapa fakultas, seperti Fakultas Kedokteran, Fakultas Kedokteran Gigi, Fakultas Hukum, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Fakultas Peternakan, Fakultas Pertanian sebagian, Ramsis, Gedung Alumni, Gedung Pusat Kegiatan Penelitian (PKP) Unhas pada Rabu, 16 Februari lalu. Hal ini disebabkan adanya gangguan kabel listrik Tegangan Menengah 20 KV pada Gardu SS3 (di Fakultas Kedokteran), dikutip dari identitas Unhas.
Berdasarkan Bundel identitas Unhas, sejak 1990-an hingga 2021 memang sering terjadi pemadaman listrik. Penyebabnya bermacam-macam, mulai dari kabel ‘telanjang’, masalah instalasi dan stop kontak, arus bocor, hingga umur kabel yang sudah tua.
Ketua Unit Pelayanan Terpadu Pengelolaan (UPT) Prasarana dan Utilitas Kampus (PPUK), Ir Gassing MT, mengatakan Unhas perlu melakukan pemeliharaan terutama pada kabel-kabel listrik.
“Seharusnya ada pemeliharaan, baik secara rutin dan tak terduga. Pemeriksaan terjadwal misal tiga, atau enam bulan sekali, atau setiap lima tahun,” tutur Gasing saat ditemui di ruangan UPT PPUK, Senin (18/4).
Berdasarkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor : 0045 Tahun 2005 dikutip pada Pasal 15 ayat 3, “Instalasi pemanfaatan tenaga listrik konsumen tegangan tinggi, tegangan menengah, dan tegangan rendah perlu di uji ulang kelayakannya setiap 15 tahun sekali.” Hal ini dilakukan demi keselamatan dan mencegah kerugian.

Menurut Gassing seharusnya setiap 20 tahun sekali kabel listrik Unhas dibuka total. Meskipun masih beroperasi perlu dilakukan pemeliharaan, karena jika diberi beban baru pada listrik pasti ada yang berubah, seperti sambungan longgar.
“Di tiang listrik sering terjadi kebakaran, jika kena panas pasti akan memuai kalau dingin mengecil. Lama-kelamaan akan menimbulkan bunga api hingga dapat menyebabkan kebakaran, lantaran kurangnya pemeliharaan,” ujar Gassing.
Lebih lanjut, dia menjelaskan pemakaian kabel secara ekonomis harusnya berumur 25 hingga 50 tahun maksimal. Sejak kampus Unhas dipindahkan dari Baraya ke Tamalanrea, awal 1980-an. Kabel-kabel listriknya tidak pernah diremajakan sama sekali, hanya dilakukan penambahan kabel.
Saat ini usia kabel Unhas belum sampai 50 tahun, maka masih bisa digunakan. Tim Teknis UPT PPUK hanya perlu mencari titik gangguannya, asalkan memiliki alat pendeteksi kerusakan.
Untuk peremajaan kabel, Gassing sendiri meminta dilakukan peremajaan kabel yang mengaliri listrik dari Gardu Teknik Lama ke Gardu Agrokompleks.
“Kalau ini sudah diganti, maka listrik Unhas akan lebih baik,” ucap Gassing.
Ke depannya bila dilakukan peremajaan secara total, membutuhkan waktu dua hingga tiga tahun. Jika ingin mengganti seluruh kabel listrik di Unhas, maka proses pemasangannya bertahap.
Selain pengelolaan kabel listrik yang semrawut, UPT PPUK juga kekurangan fasilitas listrik seperti alat pendeteksi gangguan, tidak adanya sistem Keselamatan, dan Kesehatan Kerja (K3), dan kurangnya Sumber Daya Manusia (SDM) yang mengurus listrik.
“Ketika diajukan pengadaan, ada yang direalisasikan dan tidak. Mungkin bertahap, karena membutuhkan biaya yang tidak sedikit nominalnya,” ucapnya.
Begitu juga kurangnya SDM yang bekerja di UPT PPUK. “Saat ini teknisi bidang listrik cuma 2 orang dan itu pun masih honorer, yang lainnya berasal dari otomotif dan elektronika ditempatkan ke bagian listrik,” jelas Gassing.
Sejalan dengan hal-hal tersebut, Kepala Biro Administrasi Umum, Drs H Jursum M.M mengungkapkan, pendanaan untuk pemeliharaan (Maintenance) maupun pengadaan sarana dan prasarana pendukung selalu ada. Begitu pun penambahan kapasitas SDM, diajukan di bagian kepegawaian yang mengurus Biro SDM.
“Selalu ada pendanaannya kalau mereka mengajukan pemeliharaan. Buktinya baru-baru ini mereka melakukan pemeliharaan gardu-gardu listrik. Pengisian oli, pembersihan trafo,” kata Jursum, Kamis (12/5).
Untuk pengadaan sendiri, harus melalui mekanisme pengajuan. “Yang dimulai dari Wakil Rektor II ke Biro Umum, nanti dari Biro Umum ke Perlengkapan untuk kontraknya, kemudian ditindaklanjuti,” pungkas Jursum.
Baca juga artikel mengenai Listrik Unhas dan tulisan menarik lainnya di identitas Unhas – Ulasan
Esa