Lembaga Penalaran dan Penulisan Karya Ilmiah (LP2KI) Fakultas Hukum (FH) Universitas Hasanuddin (Unhas) menggelar Seminar Nasional melalui Zoom Meeting, Kamis (11/12). Kegiatan yang bertajuk “Membangun Literasi dan Inklusi Keuangan Berbasis Kepastian Hukum bagi Generasi Muda” berkolaborasi dengan Law and Society Studies (LETS) Institute FH Unhas.
Analis Deputi Direktur Pengawasan Perilaku Usaha Jasa Keuangan (PUJK), Edukasi, dan Perlindungan Konsumen, Milton Purba SE MM CFP hadir menjadi pemateri. Milton menyebut, setiap tahun selama OJK berdiri kami melakukan survey mengenai keuangan.
Analos OJK itu menegaskan hasil survey terakhir yang dilakukan masih menunjukan adanya Gap 30%. Artinya penggunaan produk keuangan jauh lebih tinggi daripada pemahaman masyarakat tentang produk keuangan yang tersedia.
“Masyarakat Indonesia itu belum memahami sesungguhnya apa yang mereka gunakan, sehingga banyak yang masih tertipu dengan produk keuangan,” ujarnya.
Manajer Jasa Keuangan di POS Indonesia periode tahun 2011-2015 tersebut, menjelaskan kurangnya literasi keuangan masyarakat dapat menimbulkan banyak permasalahan salah satunya Pinjol Online (Pinjol) Ilegal maupun Investasi Ilegal. Menurutnya, sekarang populasi banyak didominasi generasi Z dan Milenial yang merupakan masyarakat produktif.
Alumnus magister manajemen di Universitas Sumatera Utara itu melanjutkan, masyarakat produktif ini aktif di sosial media dan kekurangan pemahaman literasi digital. Di sisi lain pelaku investasi ilegal kini memanfaatkan kemudahan digital untuk menawarkan produk mereka secara online.
“Jauh berbeda dengan zaman dulu yang harus tatap muka. Jadi saat ini setiap hari kami menerima aduan masyarakat karena mereka merasa tertipu atau dijebak,” ungkapnya.
Fitriani Andini
