Pada 23 Oktober 2023, Universitas Hasanuddin (Unhas) kembali kehilangan salah satu tokoh penting dalam sejarah pembangunannya. Dialah Prof Dr Drh Waskito Wirija Mihardja DVM MVSc, salah seorang pendiri Fakultas Peternakan (Fapet) Unhas yang saat ini berdiri kokoh selama 59 tahun.
Waskito adalah seorang akademisi yang memiliki latar belakang sebagai Veteriner. Semasa hidup, ia pernah menempuh studi sarjana Kedokteran Hewan di Institut Pertanian Bogor (IPB), lalu melanjutkan program magister di Queensland University Australia. Tidak berhenti di situ, ia kembali meneruskan pendidikannya dengan mengambil gelar doktor Magister Veteriner di Universitas Padjadjaran (Unpad). Saat itu, disertasi Waskito membahas masalah unggas sehingga ia memfokuskan spesifikasinya di bidang tersebut.
Dilansir dari website https://peternakan.unhas.ac.id/, Waskito tercatat sebagai pengajar pertama di Fakultas Kedokteran Hewan dan Peternakan (FKHP) bersama tiga koleganya, yakni Prof Dr drh FP Sumbung MSc, Prof drh Linggodjiwo MSc dan A Baso Rustam Ronda BAgrSc.
Hal inilah yang menjadi cikal bakal berdirinya Fakultas Peternakan sebagai fakultas kesembilan di Unhas. Satu tahun setelahnya, FKHP diintegrasikan ke Unhas dan mendapat status negeri dengan nama Fakultas Peternakan berdasarkan SK Menteri PTIP No: 37/1964 tertanggal 4 Mei 1964.
Sebagai orang pertama yang mengabdikan diri, bukan tidak mungkin jika Waskito pernah memegang posisi sebagai Dekan Fakultas Peternakan pada 1974-1977. Dirinya menjadi dekan kelima setelah masa jabatan satu tahun Prof drh Soemarmo tahun 1974. Sesudah melepas jabatannya, Waskito lalu diangkat sebagai Kepala Laboratorium Produksi Ternak Fapet Unhas.
Kiprahnya sebagai seorang akademisi tentu tidak cukup bagi seorang Waskito. Nyatanya, ia memiliki jiwa pebisnis yang sangat kuat. Ia diketahui pernah menjabat sebagai Direktur Keuangan PT Bina Mulya Ternak, salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang menangani masalah pengembangan ternak. Berbekal pengalaman itu, potensi bisnis yang dimilikinya dinilai cukup bagus.
Selain itu, Waskito juga dikenal sebagai seorang konsultan yang telah membuat banyak perencanaan, khususnya di bidang peternakan. Kemampuan bisnisnya yang piawai itu digunakan sebagai tenaga ahli di beberapa perusahaan.
Tak banyak yang tahu, Waskito adalah salah seorang developer di Perumahan Dosen (Perdos) Unhas. Sebagian unit perumahan di Perdos ternyata dikelola olehnya. Hal ini diungkapkan langsung oleh Staf Laboratorium Produksi Ternak Fapet, Dr Ir Wempie Pakiding MSc.
“Saya ingat sekali, dia itu terjun ke dunia developer. Saya sempat tahu karena teman saya pernah ambil rumah di sana,” ujarnya, Rabu, (21/02).
Wempie menambahkan, Waskito juga terlibat aktif dan pernah memangku jabatan di Koperasi Unhas. Pengalaman bisnis yang dimilikinya pun menyimpan kesan tersendiri bagi Wempie. Ia mengungkapkan, Waskito adalah orang yang enerjik. Walau secara fisik ia terlihat kecil dan berbadan agak kurus, tapi jiwanya penuh semangat dan ambisius dalam artian positif. Ia selalu punya ide-ide kaya untuk pengembangan dan punya kemampuan retorika yang bagus.
Ada hal unik dari kebiasaan Waskito yang masih diingat Wampie. Sebuah cerita jenaka terbesit di ingatannya kala itu. Setelah pensiun, Waskito sempat berjalan-jalan ke laboratorium sambil menghisap rokok, lalu dengan santainya ia berceletuk “Kalau mau panjang umur, maka merokoklah.”
“Beliau itu perokok paling berat. Ibaratnya dia itu tidak bisa hidup tanpa rokok, harus merokok. Tapi memang beliau berumur panjang,” ungkap Wempie.
Waskito diketahui pensiun pada 1990-an. Walau sudah lama tidak berjumpa, Wempie mengaku masih sangat mengagumi sosoknya sebagai seorang akademisi. Bahkan ia pernah diberi rekomendasi oleh sang mendiang untuk meneruskan studinya ke Jepang pada 1996.
Waskito memiliki tiga orang anak dari istri pertamanya. Sepeninggal istrinya, ia diketahui menikah lagi dan keluarganya kini mendiami Kota Bogor.
Dengan berat hati, segenap keluarga harus mengikhlaskan kepergian Waskito yang tutup usia di umur 90-an. Meski raganya telah tiada, namun jejaknya tidak akan terhapus dalam sejarah Unhas. Fakultas Peternakan yang dibangunnya bukan sekadar bangunan, melainkan sebuah warisan dalam perkembangan pendidikan di bidang peternakan Sulawesi Selatan.
Nabila Rifqah Awaluddin