Jawab keluhan kelompok tani dan sejumlah masyarakat, Mahasiswa KKN Tematik Universitas Hasanuddin (Unhas) Gelombang 113 mengadakan Penyuluhan dan Pelatihan Pembuatan Biosaka di Desa Lamatti Riaja, Kecamatan Bulupoddo, Kabupaten Sinjai, Jumat (31/01). Biosaka ini dijadikan sebagai pupuk alternatif yang ramah lingkungan.
Penanggung Jawab Program, Alif Ahmad menjelaskan, kegiatan ini didasari dari keluhan beberapa kelompok tani dan para kepala dusun yang mengungkapkan bahwa panen mereka tidak sesuai harapan.
“Tanaman kerdil dan panen tidak pada waktunya,” tuturnya.
Ia menyampaikan, permasalahan yang dialami masyarakat berasal dari penggunaan pupuk kimia (anorganik) secara terus menerus sehingga merusak sifat kimiawi tanah dan mengurangi unsur hara yang seharusnya didapatkan oleh tanaman secara maksimal.
Biosaka merupakan hasil pengembangan inovasi dari kalangan petani yang memiliki permasalahan terhadap rendahnya daya tahan tanaman sehingga mudah terserang penyakit dan hama.
“Bahan dasar pembuatan biosaka ini merupakan tanaman yang sering dijumpai di sekitar ladang maupun perkebunan, seperti gamal dan herba,” ungkap Alif.
Mahasiswa KKN itu menerangkan, pemilihan tanaman sebagai bahan pembuatan biosaka harus memperhatikan beberapa syarat di antaranya sehat, bebas dari penyakit, dan memiliki kondisi batang yang tidak lunak.
“Tanaman itu tidak keras sehingga daunnya mudah dipisahkan dari batang terlebih dahulu dan tidak berduri,” bebernya.
Ia mengungkap, pupuk ini berperan sebagai penekan hama dan penyakit tanaman. Pupuk itu juga dapat meningkatkan kualitas kesuburan tanah dan menghasilkan produksi yang lebih baik.
“Serta dapat menekan penggunaan dan ketergantungan pupuk kimia hingga 50%,” pungkasnya.
Ismail Basri