Dalam rangka mendorong ketahanan pangan berkelanjutan, tim Kelompok Mahasiswa (KM) PILAR Universitas Hasanuddin (Unhas) meluncurkan program ALLOTANI. Program ini digagas melalui PPK Ormawa dan berlangsung selama lima bulan sebagai wujud kolaborasi kampus dan desa, Senin (21/07).
Program yang bertajuk “Aktualisasi Sanggar Tani dalam Mendorong Diversifikasi Pangan Berkelanjutan Berbasis Smart Agriculture” ini menyasar pemuda tani sebagai agen perubahan pertanian desa. Melalui pendekatan teknologi dan pemberdayaan, tim membentuk Sanggar Tani Muda sebagai ruang belajar, praktik, dan kolaborasi antara mahasiswa, petani, serta pemerintah desa.
ALLOTANI memperkenalkan inovasi pertanian seperti sistem hidroponik NFT berbasis IoT untuk budidaya melon, irigasi tetes untuk sorgum, dan pengolahan pupuk organik dari limbah pertanian. Seluruh kegiatan dikemas dalam pelatihan teknis, edukasi gizi berbasis sorgum, serta pendampingan kewirausahaan tani yang berorientasi pada keberlanjutan.
Ketua Tim Pelaksana PPK Ormawa KM PILAR, Fachrezi Haris menjelaskan ALLOTANI bukan sekadar proyek teknologi, melainkan upaya membangun kemandirian desa dari akar rumput.
“Program ALLOTANI kami rancang tidak hanya untuk mengenalkan teknologi, tetapi juga untuk membangun kemandirian dan keberlanjutan melalui edukasi dan partisipasi aktif masyarakat, khususnya generasi muda desa,” ujar Fachrezi.
Lebih lanjut, Kepala Desa Borikamase, Aswing SPdI menyampaikan apresiasi dan dukungan atas inisiatif mahasiswa. “Kami merasa terbantu dan termotivasi. Ini bukan hanya program bantuan, tetapi program pemberdayaan jangka panjang. Kami harap kegiatan ini terus berlanjut dan menjadi contoh bagi desa lain,” ucapnya.
Program ini diharapkan mampu menjadikan Desa Borikamase sebagai pilot project pertanian cerdas di pedesaan Sulawesi Selatan. ALLOTANI tak hanya menjadi sarana pengabdian mahasiswa, tetapi juga simbol sinergi antara ilmu pengetahuan, teknologi, dan kearifan lokal.
Aqilah Syamsuddin
