Departemen Sosiologi FISIP Universitas Hasanuddin (Unhas) mengadakan Focus Group Discussion (FGD) bertema “Pemetaan Peluang dan Tantangan Terhadap Program Startegis Nasional Moda Transportasi Kereta Api di Sulawesi Selatan”, Kamis (11/8). Kegiatan bertempat di Hotel Claro, Makassar.
Pada kesempatan itu, hadir sebagai Keynote Speaker, Sosiolog Unhas, Prof Tahir Asnawi. Ia menjelaskan terkait masalah pembangunan kereta api di Sulawesi Selatan (Sulsel) dari sudut pandang sosiologis.
Menurutnya, kereta api di Sulsel memang sudah seharusnya dibangun untuk mengatasi tingkat mobilitas dan jumlah penduduk yang semakin meningkat.
“Dinamika kependudukan yang semakin berkembang membuat kebutuhan terhadap berbagai sarana pendukung, dalam hal ini sarana transportasi, menjadi kebutuhan yang perlu diperluas,” kata Tahir.
Tahir menjelaskan lebih jauh terkait nilai-nilai positif yang diperoleh dari adanya pembangunan kereta api di Sulsel, misalnya tarif transportasi yang akan jauh lebih murah, kapasitas penumpang yang besar, serta keamanan dan kenyamanan yang lebih baik.
“Proyek kereta tersebut juga akan berdampak signifikan pada pengurangan disparitas harga di setiap wilayah,” ucap Tahir.
Namun demikian, ia juga tidak meminggirkan dampak negatif yang bisa timbul dari proyek kereta itu. Salah satu yang paling terdampak, menurutnya, adalah transportasi lain yang diyakini akan kehilangan pasar akibat adanya kereta tersebut.
Dengan jumlah penumpang kereta yang cenderung lebih banyak dan lebih cepat, angkutan transportasi lain akan menjadi sepi peminat dan itu akan menjadi masalah baru.
Zidan Patrio