Saat ini, seluruh negara dunia bersama-sama menyusun strategi atas penggunaan terus-menerus dari energi tidak terbarukan sebagai bahan bakar seperti batu bara, gas alam, juga minyak bumi. Sebagai upaya mengatasi ini, sudah sepatutnya masyarakat memanfaatkan energi baru terbarukan.
Dalam misi penyadartahuan terkait energi terbarukan, mahasiswa Teknik Mesin Institut Teknologi Bandung (ITB), Zagy Yakana Berian mendirikan sebuah organisasi bernama Society of Renewable Energy (SRE) pada 27 Juli 2019. SRE kemudian berkembang dan mengalami ekspansi ke beberapa universitas lainnya.
Pada 2020 berkembang induk organisasi bernama SRE Indonesia yang kemudian menggandeng 40 kampus ternama, salah satunya Universitas Hasanuddin (Unhas). Organisasi ini hadir di Unhas atas inisiasi seorang mahasiswa Teknik Elektro 2017, Nurwanti Aprilia Ningrum. Tujuan awal SRE Unhas berdiri untuk mengakselerasi transisi energi melalui gerakan pemuda dan kolaborasi multi-institusi.
President of SRE Unhas periode 2023 – 2024, Aflah Fikri Mahmud menceritakan, pada awal tahun berdirinya, SRE hanya terbuka untuk mahasiswa Fakultas Teknik saja. Hal tersebut dilakukan atas dasar fokus topik organisasi ini bisa saja tidak berhubungan di program studi lain. Selaku pusat, SRE Indonesia kemudian menurunkan Key Performance Indicator (KPI) kepada setiap Student Chapter yang mewajibkan keanggotaan mereka berasal dari bauran berbagai fakultas di kampus masing-masing.
Tak hanya itu, KPI juga mengatur proporsi anggotanya seimbang dalam hal jenis kelamin sehingga tak ada jumlah yang lebih banyak ataupun sedikit. Oleh sebab itu, SRE yang mulanya khusus untuk mahasiswa teknik, sudah dapat diikuti pula oleh fakultas lain se-Unhas sejak 2021 hingga kini.
“Sebenarnya, penerapan energi terbarukan tidak hanya dipelajari di jurusan teknik, tentu akan berkaitan pula dengan sosial, ekonomi, dan jurusan lain. Karena itu, kami mengekspansi SRE ke seluruh fakultas di Unhas untuk bisa saling berbagi pengetahuan dalam rumpun ilmu masing-masing,” imbuh Aflah, Selasa (18/07).
Dalam mencapai tujuan organisasi, SRE Unhas memiliki sejumlah program, seperti Microlearning yakni metode pembelajaran alternatif guna meningkatkan wawasan dan kesadaran anggota melalui video edukasi, Energy Talks yakni seri webinar dengan materi terkait isu energi baru terbarukan, serta Project Implementation di mana anggota SRE akan mengimplementasikan proyek berkolaborasi dengan perusahaan, komunitas, atau institusi lain demi memberi dampak baik kepada masyarakat sekitar.
Sejauh ini, SRE Unhas telah berkolaborasi dengan sejumlah pihak. Pada 2021, mereka bekerja sama dengan PT Astra International, tbk. dalam pengimplementasian proyek inovasi berupa alat solar powered water purifier. Alat ini bekerja dengan memanfaatkan energi surya untuk menjernihkan air tanah menjadi air minum siap konsumsi masyarakat di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, Provinsi DKI Jakarta.
Lalu pada 2022, organisasi ini turut berperan aktif dalam pemasangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) melalui Program Desa Energi Berdikari yang merupakan proyek kolaborasi antar Gerilya Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Pertamina. Pemasangan ini dilakukan di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) yakni di Kota Ambon, Kabupaten Luwu, serta Kabupaten Maros.
Yang terbaru, SRE Unhas berhasil menggandeng salah satu lembaga filantropi yang berpusat di Jakarta, Pijar Foundation sebagai mitra dalam Project Implementation. Pada kesempatannya, mereka berhasil mengimplementasikan Solar Powered IOT Based Hydroponic System kepada Komunitas Wanita Tani (KWT) yang bertempat di Kecamatan Rappocini agar bisa meningkatkan produktivitas mereka.
Tak sampai di situ, Aflah juga mengungkap SRE Unhas tengah menyelenggarakan acara tahunan pertamanya, Student Innovation Competition in Climate, Energy, and Sustainability (SICLUS). Melalui kegiatan ini, SRE berharap dapat meningkatkan kesadaran juga wawasan masyarakat, khususnya para pemuda terhadap tiga isu utama yang diangkat, yaitu iklim, energi, dan keberlanjutan sesuai dengan namanya.
Dalam melaksanakan semua kegiatan tersebut, Aflah mengaku pencarian dana merupakan salah satu tantangan bagi mereka. Dalam melaksanakan proyek inovasi, mereka harus mencari pihak yang siap menjadi mitra, serta unit usaha untuk operasional organisasi.
Sebanyak 65 anggota aktif saat ini terus didorong untuk meraih prestasi. Salah satu capaian mereka yakni berhasil meraih piala bergilir National, Energy, Climate, Sustainability Competition (NECSC) 2023 oleh Kementerian ESDM. Meskipun sekretariatnya bertempat di Kampus Gowa Unhas, SRE cukup jarang menggunakannya sebagai prasarana dalam rapat mereka. “Banyak anggota kami yang jauh dari Gowa, makanya kami sering mencari tempat yang mudah dijangakau atau mengadakan pertemuan di tempat mitra,” pungkasnya.
Dalam periode kepengurusan ini, SRE memiliki sekitar 65 anggota yang terbagi dalam dua koridor pembagian yakni internal dan eksternal yang masing-masing terdiri atas tiga divisi. Koridor internal terdiri atas divisi Human Capital, Finance, dan Academic yang dipimpin oleh Vice President Internal. Sementara itu, koridor eksternal mencakup divisi Relation, Project, serta Media Marketing yang berada di bawah pimpinan Vice President External.
Aflah berharap pemuda bisa berkontribusi lebih dalam pencapaian nol emisi karbon karena hal ini juga bisa dilakukan oleh siswa SMA maupun mahasiswa, tidak hanya orang dewasa saja yang berperan. “Semoga SRE semakin dikenal terutama di kalangan civitas akademika walau usianya masih tiga tahun, sehingga kita dapat berkolaborasi dengan institusi kampus demi meraih transisi energi,” tutupnya.
Nurul Fahmi Bandang