Himpunan Mahasiswa Biologi (Himbio), Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,Universitas Hasanuddin (Unhas) mengadakan kegiatan diskusi seputar isu biologi dengan mengangkat tema Polemik di Balik Isu Penyebab Banjir di Sulawesi Selatan: Kontradiksi Krisis Iklim atau Reklamasi Pantai. Kegiatan dilaksanakan secara online pada Zoom Meeting. Sabtu, (25/03).
Diskusi ini menghadirkan, Staf Ahli Penataan Ruang Kota Makassar, Dr Eng Ihsan Latief, dan Anggota Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Sulawei Selatan, Hikmawaty Sabar Spd sebagai pemateri.
Dalam presentasinya, Ihsan menjelaskan pemanasan global yang terjadi menyebabkan mencairnya es di Kutub Utara dan Selatan, yang berdampak pada kenaikan paras muka air laut. Diperkirakan kenaikan akan terjadi sebesar 0,9 mm per tahun.
Makassar kini memiliki daerah cekungan dan sangat rentan terkena dampak kenaikan permukaan air laut. Adapun analisis ahli menunjukkan ketika permukaan air laut naik beberapa centimeter saja, sejumlah daerah di Makassar rawan untuk tenggelam.
“Banyak masyarakat Makassar yang tergiur dengan harga tanah murah, misalnya pada kasus Batua, harganya murah karena tanah tersebut adalah tanah cekungan yang ditempati air, sehingga ketika banjir terjadi genangan,” tutur Ihsan.
Terdapat beberapa cara untuk mengatasi genangan akibat kenaikan muka air laut, seperti membangun rumah panggung, membangun tanggul di sepanjang garis pantai, merelokasi masyarakat yang tinggal di daerah rawan tergenang, dan melakukan reklamasi yang bertujuan untuk menaikkan tinggi daratan.
“Reklamasi kota Makassar merupakan sebuah langkah efisien untuk memitigasi risiko tenggelamnya daerah yang rawan tersebut,” jelas Ihsan.
Selain itu, reklamasi Kota Makassar juga dianggap sebagai alternatif untuk memenuhi hunian atau kepentingan aktivitas wilayah Makassar.
“Dengan pembangunan di ibukota negara baru Indonesia yang berada tidak jauh dari Makassar, memungkinkan populasi kota Makassar akan bertambah banyak yang berindikasi pada pilihan orang untuk mencari tempat bermukim,” ungkap Ihsan.
Mario

Discussion about this post