Jadi tuan rumah, Universitas Hasanuddin (Unhas) menyelenggarakan Japan Indonesia Rector’s Conference ke-6 di Ballroom Hotel Unhas, Kamis (10/07).
Hadir sebagai pembicara, Staff Ahli Menteri Bidang Iklim Usaha dan Investasi Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Dr Ir Doddy Rahadi MT mengangkat Hilirisasi sebagai topik utama dalam materinya. Ia menjelaskan, kondisi geopolitik dunia sekarang sangat memengaruhi ekonomi dan industri manufaktur di Indonesia.
Kondisi tersebut mendorong banyak pelaku industri untuk mengoptimalkan pasar dalam negeri sebagai usaha meningkatkan Produk Domestik Bruto (PDB) manufaktur.
Staff Ahli Kemenperin itu menekankan bahwa penting bagi pemerintah untuk memperhatikan perlindungan pasar nasional dan penguatan daya beli masyarakat agar industri nasional tetap memiliki daya saing.
“Pemerintah harus terus berupaya memaksimalkan permintaan domestik yang mampu menjadi penggerak bagi kinerja industri, seperti optimalisasi belanja,” ungkap Doddy.
Selanjutnya, ia mengungkapkan bahwa Kementerian Perindustrian sedang menyusun Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN). Rancangan ini memuat empat program prioritas, yakni hilirisasi Industri, pemanfaatan teknologi industri, industri hijau, serta penguatan Sumber Daya Manusia (SDM) berbasis kompetensi.
Keempat program ini dirancang untuk saling menguatkan. Dalam hal ini, hilirasasi difokuskan pada penciptaan nilai tambah pada proses hulu ke hilir. Sedangkan, teknologi dimanfaatkan untuk meningkatkan efisiensi dan kompetensi SDM yang dapat menjadi penggerak utama transformasi industri.
Fahry Muhammad
