Akademi Ilmuwan Muda Indonesia (ALMI) menyelenggarakan The 1st Indonesia–Australia Young Scientists Forum (IAYSF) 2025 dengan mengusung tema “Inclusive Science Leadership and Coalition Building Between Young Scientists in Indonesia and Australia”. Kegiatan ini berlangsung di Unhas Hotel and Convention, Selasa (09/11).
Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Prof Stella Christie BA MA PhD hadir menjadi salah satu pembicara. Ia menyampaikan, kerja sama internasional merupakan fondasi penting bagi kemajuan sains Indonesia di tengah perubahan kebijakan riset nasional.
“Fondasi penelitian kita meningkat 218 persen tahun ini. Itu menunjukkan negara benar-benar serius membangun lanskap sains,” ujarnya.
Dalam pemaparannya, Prof Stella menekankan publikasi kolaboratif memiliki dampak sitasi lebih tinggi dibanding penelitian domestik. Ia merujuk data global yang menunjukkan peningkatan kualitas saat ilmuwan bekerja lintas negara.
“Artikel hasil kolaborasi internasional bisa berdampak hingga 20-40 persen lebih tinggi. Data ini membuktikan kolaborasi bukan hanya baik, tetapi penting,” tuturnya.
Sang Wamen juga menyinggung kesenjangan kapasitas sumber daya manusia (SDM) ilmiah di Indonesia, terutama jumlah dosen bergelar doktor yang masih terbatas. Menurutnya, forum lintas negara dapat menjadi katalis peningkatan kompetensi.
“Kita harus memperluas jejaring akademik karena kualitas riset tidak bisa ditopang oleh sumber daya yang berdiri sendiri,” jelasnya.
Ia menutup dengan sebuah penegasan yang diarahkan langsung kepada peserta. “Kolaborasi bukan lagi opsi tambahan,” ujarnya, “melainkan strategi utama untuk membangun ekosistem riset Indonesia yang lebih kompetitif dan berdampak global,” pungkasnya.
A Annida Mukaddas
