Indonesia merupakan salah satu negara dengan intensitas bencana alam yang tinggi. Setiap kali bencana terjadi, pilar-pilar ekonomi di daerah akan lumpuh, pengangguran tinggi, investasi terhenti, pendapatan daerah berkurang, dan muncul kantong-kantong pengungsi yang rawan terhadap bencana sosial seperti kemiskinan, putus sekolah, dan kriminalitas.
Dengan demikian, menjadi penting untuk mengembangkan sistem pemulihan ekonomi daerah pascabencana alam. Lantas, bagaimana strategi pemulihan ekonomi setelah bencana tersebut? Khususnya gempa bumi yang terjadi di Sulawesi Barat 15 Januari 2020. Berikut kutipan wawancara reporter identitas, Winona Vanessa, bersama dosen Program Studi Ekonomi Pembangunan FEB Unhas, Dr Indraswati Tri Abdi Reviane MA melalui telepon WhatsApp (27/1).
Seberapa penting pemulihan ekonomi dilakukan setelah bencana alam?
Kita mengetahui bahwa bencana alam menyisakan banyak kerusakan seperti yang terjadi di Sulbar yang berdampak pada variable-variabel ekonomi, misalnya investasi di daerah otomatis anjlok. Menurunnya investasi ini menyebakan penyerapan tenaga kerja berkurang. Apalagi banyak masyarakat kehilangan pekerjaan dan menjadi pengangguran. Dengan demikian daya beli masyarakat akan berkurang, pada akhirnya kesejahteraan penduduk akan turun maka terjadilah kemiskinan. Untuk itu dibutuhkan strategi-strategi untuk memulihkan kembali ekonomi akibat bencana alam.
Seperti apa strategi pemulihan ekonomi yang mesti dilakukan?
Pertama, pemerintah perlu mempersiapkan peraturan untuk melancarkan langkah-langkah bersifat afirmasi. Kedua, melakukan recovery struktur ekonomi yang rusak karena akan memberikan harapan kepada investor untuk masuk kembali ke daerah tersebut. Ketiga, pemerintah melakukan rekonstruksi yang bersifat nonfisik, memberikan rehabilitasi kepada masyarakat, karena biasa pascabencana penduduk cenderung trauma.
Keempat, pembiayaan oleh pemerintah pusat dalam bentuk dana stimulus untuk menghidupkan kembali ekonomi rakyat. Kelima, pemberdayaan sektor swasta dengan membuka kembali lapangan pekerjaan baru. Keenam, perlunya adaptasi masyarakat secara individu maupun kelompok terhadap lingkungannya dengan dukungan keringanan pinjaman dan operasi pasar murah.
Kapan sebaiknya pemulihan ekonomi dilakukan?
Setelah bencana, seharusnya sudah pelan-pelan melaksanakan strategi tersebut. Hal ini didukung oleh tidak adanya bencana susulan, ini waktu yang tepat untuk melakukan recovery, yang melibatkan pemerintah, swasta dan masyarakat.
Konsekuensi apa yang dihadapi ketika melakukan pemulihan ekonomi?
Bila ingin ekonomi kembali berjalan, pemerintah harus siap dengan segala konsekuensinya, seperti membiayai perbaikan infrastruktur yang rusak akibat bencana. Perekonomian sangat bergantung pada infrastruktur. Banyak instrumen pembiayaan yang bisa diambil pemerintah untuk mendanai kerusakan fasilitas, seperti meminjam ke pemerintah pusat, bisa kemana saja, juga dengan menjual surat berharga.
Apalagi untuk wilayah Sulbar tidak semua lokasinya terdampak bencana, hanya sebagian daerah saja. Saya pikir ekonomi Sulbar akan menurun tetapi tidak signifikan. Namun, kendala terbesarnya adalah pendanaan. Kondisi ekonomi saat ini mengalami penurunan akibat pandemi. Maka untuk mencari sumber pembiayaan dalam rangka melakukan recovery di Sulbar butuh kerja keras.
Berapa lama waktu yang diperlukan untuk mengembalikan ekonomi produktif masyarakat seperti semula?
Jika pemberdayaan sektor swasta dan ekonomi masyarakat berlangsung dengan baik, maka tidak butuh waktu lama untuk beroperasi kembali. Selain itu, bisa saja ada sumber pendapatan baru, karena adanya aktivitas untuk memperbaiki infrastruktur yang membutuhkan banyak tenaga kerja hingga nantinya menjadi sumber pendapatan masyarakat. Jika dikatakan muncul sumber ekonomi yang baru, misalnya sumber swasta, saya belum bisa pastikan.
Bagaimana kampus membantu dalam pemulihan?
Kalau saat ini bantuan masih dalam bentuk bantuan spontan, sandang, pangan, dan tunai. Kampus akan membantu, bila ke depannya pemerintah di Sulbar membutuhkan bantuan analisa untuk pemulihan ekonominya.
Biodata Diri :
Nama Lengkap : Dr. Indraswati Tri Abdi Reviane, MA.
Tempat dan Tanggal Lahir : Bantaeng, 12 Oktober 1965
Pendidikan :
- Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan, Universitas Hasanuddin, 1989
- School of Economics, University of The Philippines, 1992
- Ilmu Ekonomi, Universitas Hasanuddin, 2010.