Corner di Unhas, kerjasama antara Unhas dan kedutaan negara luar
Unhas memiliki sudut budaya luar negeri atau yang akrab disebut corner. Ketika kita mengunjungi perpustakaan pusat Unhas, kita melihat di sudut dalam ruangan perpustakan Unhas, disediakan pojok-pojok ruangan yang berguna untuk mewadahi mahasiswa yang ingin mencari informasi seperti beasiswa, belajar bahasa atau sekedar mengenal kebudayaan negara lain.
Pojok-pojok di sudut ruang baca itu antara lain seperti American corner, France Corner, German Corner, Mandarin Corner, Korean Corner, Iranian Corner dan Australia Corner. Berikut sejarah singkat berdirinya sudut-sudut budaya itu.
American Corner
Dikutip pada halaman website unhas.ac.id, pada tanggal 10 September 2005, American corner resmi dibuka. Berawal dari program kerjasama antara Kantor Urusan Publik Amerika di Jakarta dan Universitas Hasanuddin Makassar. American corner juga menyediakan ruang bagi aktivitas diplomasi publik antara Amerika Serikat dan Indonesia.
Di samping itu, pengunjung American corner dapat mengakses informasi aktual dengan fasilitas yang disediakan corner itu. Antara lain melalui koleksi buku-buku, majalah popular, jurnal ilmiah, DVD Film, CD lagu, permainan edukasi, buku audiom, buku digital, dan perpustakaan virtual (e-library USE).
Warung Prancis
Selanjutnya ada juga France corner atau warung Prancis. Dilansir dari halaman www.ifi-id.com/id/warung-prancis, sejak tahun 2012 ada 31 warung Prancis yang telah dibuka dan tersebar di beberapa Perguruan Tinggi di Indonesia, termasuk Unhas.
Warung Prancis bertujuan untuk mempererat hubungan antara Unhas dengan Pemerintah Prancis dalam bidang budaya. Di samping memberikan informasi dalam bidang budaya, mahasiswa juga bisa mendapatkan informasi mengenai beasiswa yang ditawarkan oleh Pemerintah Perancis.
Korean Corner
Bergeser ke samping kiri dari warung Prancis, terdapat Korea-Indonesia Cultural Corner (KICC) atau lebih sering kita sebut Korean corner. Korean corner ini merupakan bentuk kerjasama dengan Korea International Cooperation Agency (KOICA) yang diresmikan oleh Duta Besar Korea Selatan, H.E Kim Young Sun. Dibuka pada tanggal 12 Desember 2013.
Sama seperti dua corner sebelumnya, KICC ini juga sebagai pusat informasi mengenai kebudayaan, beasiswa, ataupun kursus bahasa Korea yang terbuka untuk masyarakat luas.
Chinese Corner
Beranjak ke korner selanjutnya terdapat Chinese Korner. Chinese korner Unhas diresmikan pada tahun 2015 di bawah naungan Konfisius Institut yang ada di Unhas.
Salah satu staf pengelola di Chinese Korner, Anti, menjelaskan bahwa Konfusius Institute bekerjasama dengan Kementerian Republik Rakyat Cina (RRC). Lebih lanjut, Ia menceritakan bahwa Konfusius Institut yang ada di Unhas pertama kali dibuka pada tanggal 22 Februari 2011.
Iranian Corner
Iranian Corner, didirikan pada tanggal 28 November 2007. Direktur Iranian corner ini adalah Supratman SS MA. Berbeda dengan corner-corner yang telah disebutkan tadi, corner ini berada di Lantai 1 Perpustakaan.
Corner ini merupakan yang kedua berdiri di Unhas, setelah American Corner. Seperti juga corner lainnya, corner ini juga didirikan untuk membangun kerjasama antara Indonesia dengan Iran dalam bidang pendidikan dan kebudayaan.
Germany Corner
Dari Iranian Corner kita menuju corner selanjutnya, yaitu Germany Corner. Berbeda dengan corner yang telah dijelaskan di atas, corner ini malah terbentuk untuk mewadahi perkumpulan alumni Jerman. Penanggung jawab dari German Corner ini adalah Prof Marianti Manggau, Guru Besar Fakultas Farmasi.
“Kami alumni Jerman sangat ingin ada tempat untuk berkumpul sambil berdiskusi mengenai penelitian bersama lintas fakultas,” jelasnya via Whatsapp.
Australia Corner
Australia Corner berada di dalam ruangan Pusat Bahasa Unhas. Australia Corner atau disebut juga Aussie Banget Corner (ABC) adalah corner pertama di Makassar yang belum cukup setahun diresmikan.
ABC ini diresmikan oleh Konsul Jenderal Australia di Makassar, Richard Mathews pada 25 Juli 2017. Corner ini didirikan untuk mempererat hubungan kerjasama antara Unhas dengan negara Austraslia.
Tim Lipsus: Fitri Ramadhani, Nurmala, Ayu Lestari, Wandi Janwar, Urwatul Wutsqaa