Mohon daku terus mengabdi
Membawa asa kian bergemuruh
Janji menanti tak kutepati
Membawa Unhas jauh berlabuh
Kata-kata di atas ialah bait pertama Puisi yang dibawakan Prof Dwia Ariestina Pulubuhu MA, saat selesai menyampaikan visi misinya di penyaringan bakal calon rektor Unhas, Rabu (24/1). Didampingi sang suami, Natsir Kalla, Dwia hadir di Baruga AP Pettarani.
Rektor Unhas periode 2014-2018 ini memang telah melalui proses seperti ini. Saat pertama kali maju sebagai kandidat calon Rektor, jalannya lebih terjal, melalui proses yang panjang. Di pemilihan tahun 2018 ini Dwia sepertinya bakal melenggang mulus jadi Rektor Unhas untuk kedua kalinya. Semulus jalan tol.
Di penyaringan kemarin, Dwia berhasil menguasai suara dari para anggota senat akademik. Total anggota senat akademik yang hadir saat penyaringan berjumlah 82 orang, sedang Dwia berhasil meraih 79 suara.
Bakal calon rektor lainnya, Prof Abrar, Prof Yunus Zain, Dr Ir Ramli dan dosen Kopertis IX, Dr Ikram Idrus jelas kalah telak dari Dwia. Tiga calon pertama masing-masing hanya mendapat 1 suara. Sedangkan Ikram Idrus sama sekali tak mendapat pemilih, alias 0 suara. Prof Abrar, Prof Yunus dan Dr Ramli merupakan anggota senat akademik, dan ditengarai memilih diri masing-masing saat penyaringan.
“Mereka (Prof Abrar, Prof Yunus dan Dr Ramli) punya suara satu-satu karena mereka punya hak pilih. Sedang Dr Ikram merupakan orang luar dan tidak bisa memberikan hak suara,” ujar dosen Fakultas Peternakan, Prof Jasmal Syamsu, saat pemilihan sesi kedua akan dimulai.
Penyaringan memang dilakukan dua kali, sebab di tahap pertama hampir semua anggota senat akademik memilih Dwia. Di penyaringan kedua, Dr Ramli berhasil meraih 37 suara, Prof Abrar 23 suara dan Prof Yunus 16 suara.
Hasil ini menyatakan Dr Ramli dan Prof Abrar melaju ke tahap pemilihan selanjutnya sebagai Calon Rektor Unhas bersama Dwia yang telah lebih unggul dengan 79 suara. Mereka bertiga bakal berebut suara dari Majelis Wali Amanat (MWA).
Anggota MWA yang punya hak memilih berjumlah 16 orang. Mereka sebagiannya jadi anggota karena jabatannya seperti Gubernur Sulawesi Selatan dan Ketua IKA Unhas. Anggota MWA selebihnya dari unsur dosen dan tenaga pendidik.
Selain itu, andaikata rapat paripurna MWA menentukan pemilihan nanti tidak secara aklamasi atau melalui voting, maka Menteri Riset dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) memiliki 35% hak suara dari jumlah pemilih. Meski banyak pihak meyakini jika pemilihan akan berlangsung aklamasi.
Strategi Penantang Dwia
Menurut Guru Besar FISIP, Prof Deddy Tikson, penantang Dwia yang cukup baik visi misinya ialah Dr Ir Ramli MT. Hal itu ia sampaikan berdasar dari hasil suara Ramli yang meraih urutan kedua terbanyak di penyaringan kemarin.
“Paling bagus nomor empat (Dr Ir Ramli), jadi pantas Ia dapat urutan dua,” kata Deddy Tikson kepada identitas.
Dr Ir Ramli MT, yang saat ini menjabat sebagai Wakil Dekan I Fakultas Teknik itu bakal menyiapkan program kerja yang sesuai dengan status Unhas sebagai Perguruan Tinggi Berbadan Hukum (PTN BH). Hal itu Ia lakukan sebagai strategi meraih suara dari MWA dan Menristekdikti.
“Kita tidak memiliki pilihan lain selain program kerja, MWA pasti (mau) program kerja yang real . Mendekati Menteri tidak mungkin, saya kira bukan itu, saya pikir program kerja karena Menteri pasti cari aman juga, jika program kerjanya men-support dia punya kebijakan, tentu dia akan menjadikan pertimbangan,” jelas Ramli, setelah penyaringan bakal calon rektor selesai.
Sementara itu, salah seorang dosen Sastra Daerah Fakultas Ilmu Budaya, Gusnawati sangat yakin Dwia bakal kembali terpilih menjadi Rektor Unhas periode 2018-2022.
“Saya sangat optimis bahwa Prof Dwia bisa lolos lagi,” kata Gusnawati kepada identitas.
Setali tiga uang, Guru Besar FISIP Unhas, Prof Deddy Tikson juga menprediksi Rektor Unhas saat ini, Dwia bakal terpilih kembali. Deddy menyatakan di MWA, Dwia akan kembali meraih suara terbanyak.
Deddy juga menyampaikan kinerja Dwia selama menjabat Rektor Unhas sejak 2014 sangat terlihat, mulai dari status Unhas yang berbadan hukum hingga akreditasi A yang dipertahankan.
“Tidak ada pesaingnya, Prof Dwia sudah kelihatan kinerjanya dan belum ada calon baru yang bisa gantikan. MWA tidak lepas dari suara terbanyak, dan di MWA pasti menang, pasti dapat dia,” tutur Deddy.
Sementara itu, di akhir penyaringan bakal calon rektor Unhas, Dwia menyampaikan kemenangan telak dari empat penangtangnya bukan karena berkampanye.”Itu hasil kerja keras,” kata Dwia.
Lebih lanjut Dwia mengatakan harapan tingginya ke MWA, agar sekiranya masih diberi kepercayaan.
“Tapi ini masih rahasia Allah, kita belum tahu bagaimana nanti, karena proses di MWA yang didalamnya itu ada anggota MWA salah satunya menteri yang punya hak suara 35% ,” katanya.
Melihat prediksi dosen Unhas tadi, dan hasil suara dari tahap penyaringan rektor kemarin, Prof Dwia sepertinya bakal melaju mulus ke lantai 8 gedung rektorat. Seperti doa Dwia dalam bait kedua puisnya:
Ringankan kaki melangkah
Ya Allah
Kokohkan lengan meraih mimpi
Reporter: Musthain Asbar Hamsah

Discussion about this post