Dokter Hewan PT Japfa Comfeed Indonesia, Drh Muh Nur Imam membahas usaha perunggasan di tengah pandemi. Materi tersebut dibawakannya pada Musyawarah Nasional ke-23 melalui Zoom Meeting, Kamis (21/01)
Diinisiasi oleh Ikatan Mahasiswa Kedokteran Hewan Indonesia (IMAKAHI), kegiatan ini dipandu oleh Dosen Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Unhas, Drh Zulfikar Basrul Gandong Msc. Pada awal kesempatan, Imam menjelaskan kondisi umum perunggasan saat pandemi.
“Prospek industri perunggasan tidak bisa dilepaskan dari kondisi fundamental ekonomi Indonesia. Merujuk pada pertumbuhan ekonomi kuartal III 2020 yang negatif, sektor pangan tetap tumbuh positif di masa pandemi karena pangan adalah kebutuhan primer dan esensial,” jelas Imam.
Pandemi Covid-19 berdampak besar pada semua sektor usaha, salah satunya sektor usaha perunggasan. Pada awal pandemi, seluruh usaha perunggasan harus beradaptasi dengan segala bentuk perubahan.
“Mereka yang tidak dapat beradaptasi dan survive akan terseleksi. Dikarenakan hasil peternakan yang tak terserap pasar membuat pelaku usaha kehabisan modal berproduksi pada musim berikutnya,” jelasnya.
Ia menjelaskan, daya beli masyarakat belum sepenuhnya pulih hingga saat ini karena surplus produksi masih berlanjut.. “Kondisi terkini industri perunggasan, terutama daging ayam pada 2021 masih rentan guncangan,” ungkap Imam.
Di akhir kesempatan, ia menjelaskan usaha yang dapat dilakukan untuk bertahan di masa pandemi. “Diantaranya pengontrolan penambahan populasi, perbaikan performance, pengurangan risiko kerugian, serta perbaikan dan peningkatkan pemasaran hasil ternak dengan pemasaran digital,” pungkasnya.
M205
BACA JUGA: Peran Dokter Hewan dalam Penanganan Wabah Penyakit