Potensi dan pengelolaan tambang material sebagian besar berada di kawasan Indonesia Timur. Sebagai salah satu kampus terbesar di Indonesia Timur, Unhas diharap mampu mendorong pengelolaan pertambangan nikel melalui pengembangan sains dan teknologi mutakhir.
Olehnya itu, Fakultas Teknik (FT) Unhas kemudian membuka program Program Studi (Prodi) baru, yakni Teknik Metalurgi dan Material.
Dekan FT, Prof Dr Eng Muhammad Isran Ramli ST MT mengatakan, Teknik Metalurgi dan Material merupakan prodi pertama di Indonesia Timur dan resmi dibuka pada Jumat (14/04).
“Metalurgi ini tidak banyak di Indonesia dan di Indonesia Timur memang belum ada. Itulah sebabnya Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi (Kemenko Marves) mendukung Rektor Unhas untuk memprioritaskan adanya pembukaan Prodi Metalurgi,” ujarnya saat diwawancara di Hotel Claro Makassar, Sabtu (29/04)
Teknik Metalurgi dan Material merupakan bidang ilmu keteknikan yang khusus mempelajari proses pengolahan mineral, proses ekstraksi, serta pembuatan dan degradasi logam. Di Unhas, studi ini masuk dalam subbidang Teknik Mesin, Teknik Pertambangan, dan Teknik Geologi.
Pendaftaran Prodi Teknik Metalurgi dan Material akan dibuka tahun akademik 2023/2024 melalui jalur afirmasi dan mandiri dengan jumlah kuota sebanyak 80 mahasiswa. Adapun fasilitas ruangan dominan terletak di Departemen Teknik Mesin, sisanya di Teknik Pertambangan dan Teknik Geologi.
Isran berharap, prodi ini mendapat dukungan dari masyarakat, pemerintah daerah, dan industri pertambangan, begitu pun dorongan untuk melahirkan prodi yang sama di bidang vokasi.
Adapun rencana selanjutnya, ia menuturkan bahwa akan dilakukan pembangunan Metalurgi Center Indonesia Timur yang berpusat di Unhas.
“Kebutuhan tenaga kerja Teknik Metalurgi mencapai puluhan ribu per tahun, sehingga dengan Unhas membuka Prodi Metalurgi dapat menjadi pemacu bagi perguruan tinggi yang diayomi Unhas turut serta berkontribusi di bidang Metalurgi ini,” pungkasnya.
Mft