Universitas Hasanuddin (Unhas) bekerja sama dengan Akademik Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) menyelenggarakan Ekskursi Penelusuran Jejak Alfred Russel (AR) Wallace dalam rangka memperingati 200 tahun kelahirannya di Kabupaten Maros, Minggu (13/08).
Kegiatan dihadiri oleh Rektor Unhas, Prof Dr Ir Jamaluddin Jompa MSc, Arkeolog Universitas Griffith Australia, Prof Adam Brumm, Mantan Direktur Lembaga Eijkman Institute, Prof Sangkot Marzuki, Bupati Maros, A S Chadiri Syam SIH MH, Ahli Serangga Spesialisasi Lepidoptera Indonesia, Dr Djunijanti Peggie, dan Kepala Balai Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung, T Heri Wibowo SHut MEng.
Acara diawali dengan mengunjungi tempat AR Wallace mendirikan pondok di Rammang-rammang. Sesampainya di sana, Rektor Unhas menghimbau kepada semua hadirin untuk memanfaatkan dan menjaga tempat bersejarah itu sebaik mungkin.
“Bukan milik pemerintah, perusahaan, ataupun orang lokal. Tempat bersejarah ini milik kita semua, karena itu harus diapresiasi dengan cara menjaga dan tidak menghilangkan nilai sejarah yang ada,” ujar Prof JJ.
Prof JJ turut berpesan untuk memiliki semangat tinggi seperti AR Wallace. Pada saat itu di usianya yang ke-30 tahun ia tetap melakukan penelitian dengan segala keterbatasan terutama belum hadirnya teknologi seperti sekarang ini.
“Kita seharusnya bisa bersyukur dengan segala keuntungan yang kita miliki saat ini,” pesan Prof JJ diakhir sambutannya di Rammang-rammang.
Setelah itu, para peserta menuju Leang-Leang, wisata sejarah yang tersimpan banyak peninggalan manusia purba. Salah satunya lukisan gua yang diyakini sebagai lukisan tertua dibuat oleh manusia zaman itu.
Menutup acara, peserta diberi waktu untuk menikmati suasana alam di Bantimurung, khususnya tempat yang dijuluki sebagai “The Kingdom of Butterfly” oleh AR Wallace karena keanekaragaman dan kelimpahan kupu-kupunya.
Najwa Hanana