Ungkapan senyum adalah sedekah sangat jamak terdengar di telinga kita. Senyum sebagai bentuk ibadah yang paling ringan, itu ada benarnya terlepas siapa yang mengucapkannya. Kalau kita berbicara mengenai pentingnya tersenyum, ia adalah suatu ekspresi yang menggambarkan perasaan bahagia maupun senang.
Saat kita tersenyum, akan terlihat perbedaan di raut wajah kita. Sederhana saja untuk melihat dengan jeli, perhatikan lekukan di samping bibir, kerutan di sekitar mata, dan tak kalah krusial, pancaran emosi positif.
Senyum diibaratkan sebagai obat. Beberapa manfaat senyum telah dijabarkan oleh klikdokter.com, antara lain membahagiakan diri sendiri, meredakan stress, memperbaiki perasaan, memelihara kesehatan mental, melanggengkan hubungan dari interaksi sosial, dan banyak lagi.
Cukup! Kita cukupkan penjelasan formalnya, sekarang…
Sudahkah kau tersenyum hari ini? Atau adakah sesuatu yang kamu ingat sampai membuatmu tersenyum sendiri, bahkan tertawa sendiri? Ataukah itu hampir membuatmu tergila-gila?
Tiada hari tanpa senyum. Umumnya kita sebagai manusia melemparkan senyuman dengan alasan yang beragam kepada manusia yang lain sebagai suatu kebiasaan yang alamiah dalam interaksi sosial. Bisa saja terjadi karena adanya kabar baik ataupun tertular dengan namanya kebahagiaan.
Senyum itu sebenarnya mudah. Kadangkala, di antara kita kadang merasakan kesulitan untuk tersenyum dan begitu pula dengan diriku sendiri. Saking sulitnya untuk tersenyum di awal, aku pun hampir ‘mati rasa’ karena dicap kaku dan lain sebagainya. Belakangan kusadari, cap tersebut benar adanya, murah senyum saja belum tentu mematahkan cap yang sering kali dialamatkan kepadaku.
Seiring waktu, dunia perkuliahan memacu diri untuk berbenah dengan perlahan dibanding zaman bersekolah. Perkara senyum pun turut berkembang seiring waktu dan menjadi satu kesyukuran secara pribadi.
Berkat hobi fotografi sekaligus keinginan untuk berfoto ria, di situlah jalan pembuka bagiku untuk memberanikan diri tersenyum. Aku pun mulai berlatih untuk banyak senyum sesering mungkin.
Itu adalah salah satu langkah yang baik untukku, walaupun di awal agak sulit. Apakah pengaruh masa kelam yang menimpa diriku seperti yang pernah kutuliskan di sini? Bisa jadi.
Kucoba menatap cermin dan tersenyum sesering mungkin. Kadangkala diselingi dengan bicara sendiri seolah-olah berada di auditorium besar sebagai presenter atau semisalnya. Itu membuahkan hasil, aku yakin itu semua butuh kesabaran dan hanya masalah waktu saja untuk menjadi bisa maupun terbiasa.
Masih susah tersenyum? Jangan bersedih. Orang susah tersenyum sebenarnya bisa tersenyum dengan mudah saat jatuh cinta dengan yang didambakannya.
Pembahasan asmara pasti tidak ada habisnya dan seringkali menjadi yang terpanas. Percayalah padaku, di bawah ini pasti membuatmu heboh bukan main.
Kita bayangkan pada diri masing-masing… yang sulit tersenyum, semoga bisa tersenyum setelah bagian berikut ini.
Aku dan dia saling mengenal sejak lama. Namun tak disangka akhirnya kembali kutemui dia di saat yang benar-benar di luar dugaanku. Kita pun saling melempar senyuman di pertemuan itu setelah sama-sama berjanji bertemu di suatu tempat. Tetapi perjumpaan di hari berikutnya, aku pun tersihir dengan senyumannya.
Sampai-sampai aku pun tak tahu untuk siapa kamu tersenyum, apakah itu pembawaan dirimu secara alamiah atau ada apa gerangan dengan dirimu? Apakah kamu mencoba mencuri sesuatu dariku? Hehe
Parasmu yang indah dan memukau berhasil membuatku tersipu habis-habisan, dan cinta pun bekerja. Hebatnya lagi, tanpa permisi dia datang tiba-tiba. Aku ataupun kamu bisa saja tergila-gila karena sihir itu.
ekhemm… mulai nih yaa…
Kamu memancingku untuk menumbuhkan chemistry denganmu dan kau yang kudambakan (mungkin saja) bukan lagi jadi angan-angan belaka. Tetapi di tengah-tengah, aku selalu merasa bimbang denganmu.
Aku yakin, sekiranya kamu bersedia, perasaan antara aku dan kamu aku akan terbangun dari mata dan turun ke hati. Satu hal yang menurutku membuatnya lebih kuat, saling pengertian satu sama lain. Karena chemistry yang terbangun tak tentu berjalan mulus di setiap masa.
Ada kalanya diuji dengan pertentangan dan rasa saling mengerti dapat menjadi jawabannya. Pasrah dengan pertentangan itu, daripada berlarut-larut, yah sudah kita senyumin aja. Biar sama-sama selamat, kita cari jalan keluarnya.
Pahamilah, namanya jatuh cinta pasti datang tanpa permisi dengan akal. Lama kemudian timbul rasa untuk senantiasa tumbuh dan merajut cerita indah bersama-sama. Tapi aku tahu, tak segampang itu untuk mewujudkannya.
Seiring waktu kita bersua dan saling menatap tanpa henti. Namun, kalau saja aku tahu arti isyarat atas isi hatimu, siapkah kamu untuk … merajut makna hidup bersamaku?
Tak mengapa kamu menyatakan tidak siap di saat ini, aku menunggumu hingga kamu siap… untuk melangkah maju bersama-sama.
Bagaimana, sudah bisa tersenyum?
Penulis nasehatkan untuk cobalah tersenyum sesering mungkin. Setiap jengkal hidup tentu tak lepas dengan adanya senyuman, dan pastinya menjadi bagian yang erat dalam kehidupan kita.
Sulit tersenyum? Cobalah dulu kawan, kamu pasti bisa tersenyum.
Sudah bisa? Jangan lupa tersenyum sesuai dosisnya yaa.
Seberat-beratnya hidup, senyumin aja. Terlihat sebagai orang yang pasrah, tapi kekuatan dalam dirimu pasti terbangun kembali. Ada masa kita akan mengatasi kesukaran entah sendirian ataupun bersama-sama.
Sekarang…. siapkah kau untuk tersenyum?
Untuk diri sendiri, kawan kita, bahkan untuk yang kamu dambakan di relung hati…
Muhammad Nur Ilham
Mahasiswa Fakultas Teknik angkatan 2021
Sekaligus Koordinator Litbang Data PK identitas Unhas