Hujan mulai mengguyur Makassar. Nyaris tiap hari, hujan deras turun. Namun bagi pencinta alam sejati, musim hujan tak menyurutkan mereka untuk mendaki gunung. Tentu dengan memperhatikan dan menyiapkan banyak hal agar terhindar dari bahaya dan musibah.
Ketua Korps Pencinta Alam (Korpala) Universitas Hasanuddin, Andi Suaib, punya saran untuk para pendaki pemula yang ingin naik gunung di musim hujan. Menurutnya, harus ada persiapan mulai dari peralatan dan perlengkapan yang dibawa hingga perencanaan.
“Standar yang harus dipenuhi utamanya dalam hal pakaian atau seragam, seorang pendaki harus mengenakan baju, celana, dan sepatu khusus lapangan (outdoor) yang sifatnya mudah kering. Jacket adalah hal yang harus dimiliki oleh pendaki gunung mengingat kondisi cuaca di atas gunung sangat dingin, terlebih jika di musim kemarau,” kata Suaib.
Suaib menyebutkan, pakaian yang dibawa harus dibagi menjadi tiga waktu pemakaian. Yakni baju yang digunakan untuk proses perjalanan, baju tidur yang digunakan saat telah tiba ditempat tujuan, dan baju bersih lainnya yang digunakan untuk ibadah dan pulang atau sebagai cadangan jika terjadi sesuatu seperti baju yang digunakan saat itu tidak sengaja basah kuyup.
“Jika di musim hujan baju yang sudah basah saat perjalanan sebaiknya digunakan kembali saat perjalan pulang untuk mencegah adanya hujan yang tidak termasuk dalam perkiraan akan turun,” terangnya.
Suaib menyarankan pula agar pendaki wajib memakai sepatu saat melakukan pendakian di musim hujan, karena sepatu lebih menjamin keselamatan dari adanya luka yang bisa terjadi akibat akar pohon yang muncul ke permukaan tanah ataupun gigitan ular.
“Menggunakan sepatu karena lebih aman dibandingkan dengan sendal yang tidak melindungi kaki secara keseluruhan, jika memakai sendal bisa saja terkena luka yang dapat merepotkan diri sendiri dan orang lain,” ujar mahasiswa tingkat akhir ini.
Selain itu, untuk bekal logistik, pendaki sebaiknya menyediakan masing-masing bekal makanan untuk konsumsi perharinya. Jika perjalanan selama lima hari dan anggota pendaki yang ada adalah lima orang, maka setiap orang tidak hanya membawa bekal untuk diri sendiri melainkan menyediakan bekal untuk konsumsi selama satu hari tersebut.
Begitu pula dengan alat penerangan yang dibawa harus lengkap seperti senter dan headlamp. Bahkan harus disediakan baterai cadangan untuk alat penerangan tersebut untuk antisipasi suaknya baterai karena terkena air hujan. Penerangan harus dimiliki oleh masing-masing pendaki.
Beda lagi perihal alat navigasi yang harus dipersiapkan dengan sebaik-baiknya seperti peta, busur derajat, kompas dan mistar. Peta dan kompas adalah dua hal yang tidak boleh lepas dari perencanaan seorang pendaki gunung.
Peta sangat berguna jika pendaki tersesat ketika mendaki gunung. Saat hendak mendaki, setiap pendaki harus tetap melakukan koordinasi dengan kawannya perihal perjalanan sesuai dengan peta yang telah diajukan.
“Pernah ada suatu kejadian, seorang yang hilang ditemukan pada jalur peta yang bukan diajukan, karena ia pergi ke jalur yang tidak sudah ia ajukan sebelumnya, untuk itu koordinasi adalah hal yang sangat penting untuk mencegah adanya kesalahan arah saat mendaki,” ceritanya.
Cara packing pakaian juga tak kalah penting saat ingin memulai pendakian di musim hujan. Kebanyakan orang tidak memperhatikan cara menyusun barang-barnag dengan benar didalam carrier. Akibatnya, beban yang dihasilkan tidak seimbang. Untuk itu, sebaiknya barang-baang yang tidak sering digunakan seperti Sleeping Bag (SB) dan pakaian ganti disimpan bagian bawah carrier karana hanya digunakan saat tidur di malam hari.
“Barang disusun sesuai dengan penggnaannya, yaitu barang yang sewaktu-waktu akan digunakan disimpan paling atas seperti, rain coat, trash bag, dan jergen. Makanan, peralatan masak dan tenda disimpan dibagian tengah carrier,” sebut Suaib.
Setiap barang-barang yang masuk ke dalam carrier harus dibungkus terlebih dahulu dengan kantongan untuk menghindari basah akibat air hujan. Begitu pun dengan matras harus dibungkus denngan trash bag untuk mencegah air masuk membasahi setiap barang-barag yang ada di dalam carrier meskipun fisik carrier bagian luar telah basah.
Pemilihan tempat mendirikan tenda sebaiknya meninjau keseluruhan lokasi aliran air yang ada di sekitar karena saat kemarau dan musim hujan akan berbeda, begitu pun dengan jalur binatang buas seperti babi, anoa, dan anjing, pastikan tempat tenda yang didirikan aman dan terhindar dari binatang buas. Arah angin juga harus diperhatikan agar tenda yang didirikan atau playsit yang dipasang tidak tekena oleh angin.
“Vegetasi yang ada di sekitar harus diobservasi untuk menghindari adanya ranting yang jatuh secara tiba-tiba, “ tutur mahasiwa angkatan 2011 ini.
Suaib juga mengatakan, Korpala Unhas punya protap bagi setiap anggotanya yang akan melakukan pendakian. Mereka terlebih dahulu wajib menyerahkan surat pelaporan diri, yang berisikan data sekunder yang lengkap, jumlah barang dan peralatan yang dibawa, bahkan warna setiap helai pakaian yang digunakan harus lengkap dan detail.
Nur Hasna