Sering kali kita dengar suatu kalimat yang mengatakan “Buku adalah jendela dunia” dan “Membaca membuka jendela dunia”. Penggalan kalimat tersebut tentunya sarat akan makna. Orang-orang yang suka membaca memiliki wawasan yang lebih luas dibanding orang yang tidak suka membaca.
Berawal dari kegabutan pasca menyelesaikan pendidikan di Fakultas Kedokteran Gigi (FKG), Universitas Hasanuddin, membuat Melania Utami Nirwan menginisiasi untuk membentuk komunitas pembaca buku. Saat itu ia melihat komunitas seperti ini masih kurang di makassar dimana terdapat sekumpulan orang-orang yang gemar membaca buku.
Wanita yang kerap di sapa Mela itu mulai mengajak juniornya di kampus yang juga suka membaca buku untuk bersama-sama membuat komunitas pembaca buku. Namanya Fransiske, seorang mahasiswa FKG angkatan 2012.
Mereka resmi membentuk komunitas pembaca buku dengan nama ‘The Book Club’ pada Agustus 2018. Nama tersebut pun digunakan karena tidak memiliki ide lain.
Setelah The Book Club terbentuk, Mela mulai membuat akun instagram komunitas tersebut dan mengikuti akun-akun yang gemar membaca buku.
“Dulu kan orang-orang yang suka baca buku kalau memposting di instagram suka pakai tagar terus kita ikuti. Jadi kita saling mengikuti di media sosial dan mereka pun tertarik untuk daftar di komunitas ini,” ujar Mela, Rabu (15/3).
Saat ini komunitas The Book Club ini terbentuk dan telah memiliki anggota, mereka mulai melakukan pertemuan pertama pada 1 September 2018 lalu. Pertemuan tersebut itupun terus berlanjut hingga saat ini telah mencapai pertemuan ke-56.
Untuk programnya sendiri komunitas The Book Club rupanya rutin mengadakan kegiatan bulanan. Salah satu kegiatan wajibnya yaitu diskusi buku yang dilakukan sebulan sekali. Mela mengatakan mereka biasa menetukan tiga tema, kemudian peserta yang ikut diskusi sebelumnya akan melakukan pemungutan suara untuk memilih tema buku yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya.
“Jadi setiap akhir pertemuan ada admin kita yang menentukan tema diskusi selanjutnya. Untuk temanya bisa jadi sesuai denga isu saat itu atau dipilih secara acak,” tutur Mela.
Nanti setelah
Bahkan untuk mengikuti kegiatan diskusi buku tersebut dapat diikuti oleh orang-orang yang tidak terdaftar sebagai anggota The Book Club. Komunitas ini membuka pendaftaran yang terbuka secara umum, dan para peserta bisa mendaftarkan bukunya dua minggu sebelum kegiatan diskusi.
“Kami bahkan harus membatasi kuota peserta menjadi lima belas saja agar diskusinya bisa fokus dan lebih kondusif. Karena sebelumnya pendaftar bisa mencapai dua puluhan orang dan menurut kami itu terlalu banyak,” jelas alumni Unhas itu.
Tahun 2022 lalu, The Book Club melakukan kegiatan membaca bersama di salah satu mall di Makassar. Dalam kegiatan itu setiap orang membawa bukunya masing-masing untuk dibaca sekitar satu jam. Setelah itu setiap orang akan menceritakan secara singkat tentang buku yang mereka baca.
Sejauh ini komunitas yang didirikan oleh Mela sudah memiliki anggota sekitar 300 orang. The Book Club ini pun memiliki tempat kumpul di daerah panakukang. Mereka juga memiliki sebuah perpustakaan mini, sehingga anggota yang datang berkunjung dapat membaca buku.
Mela mengaku tidak banyak persyaratan yang harus diikuti untuk bergabung di The Book Club. Mereka hanya menerima anggota yang berumur 18 tahun ke atas. Alasan memakai syarat tersebut karena untuk menghindari ada anak di bawah umur yang membaca buku dewasa.
“Kita kan ada program diskusi buku tiap bulan dan semua orang bebas baca buku apa. Takutnya kalo dia di bawah umur dan dapat buku dewasa jadinya susah,” pungkasnya.
Tidak sampai disitu, The Book Club sudah membuka cabang di Jakarta yang merupakan suatu pencapaian. Awal mula berdirinya komunitas ini di Jakarta karena anggota-anggota The Book Club banyak yang bekerja di daerah tersebut. Mereka pun memutuskan untuk membuka cabang di Jakarta pada Mei 2022 lalu.
“Jadi teman-temanku waktu pindah ke Jakarta mereka tidak tau mau healing kemana, jadi diputuskanlah untuk membuat The Book Club di Jakarta,” ucapnya Mela.
Empat tahun sudah komunitas The Book Club ini berjalan, dan menurut Mela ini adala suatu pencapaian yang luar biasa karena dapat mengumpulkan orang-orang yang memiliki hobi yang sama. Ia menyadari bahwa ternyata masih ada orang yang suka membaca dan mendiskusikan buku.
“Saya berharap agar makin banyak orang sadar betapa menyenangkannya membaca dan bercerita tentang buku yang dibaca,” tutup Mela.
Friskila Ningrum Yusuf