Jumat, 5 Desember 2025
  • Login
No Result
View All Result
identitas
  • Home
  • Ulasan
    • Civitas
    • Kampusiana
    • Kronik
    • Rampai
    • Editorial
  • Figur
    • Jeklang
    • Biografi
    • Wansus
    • Lintas
  • Bundel
  • Ipteks
  • Sastra
    • Cerpen
    • Resensi
    • Puisi
  • Tips
  • Opini
    • Cermin
    • Dari Pembaca
    • Renungan
  • identitas English
  • Infografis
    • Quote
    • Tau Jaki’?
    • Desain Banner
    • Komik
  • Potret
    • Video
    • Advertorial
  • Majalah
  • Home
  • Ulasan
    • Civitas
    • Kampusiana
    • Kronik
    • Rampai
    • Editorial
  • Figur
    • Jeklang
    • Biografi
    • Wansus
    • Lintas
  • Bundel
  • Ipteks
  • Sastra
    • Cerpen
    • Resensi
    • Puisi
  • Tips
  • Opini
    • Cermin
    • Dari Pembaca
    • Renungan
  • identitas English
  • Infografis
    • Quote
    • Tau Jaki’?
    • Desain Banner
    • Komik
  • Potret
    • Video
    • Advertorial
  • Majalah
No Result
View All Result
identitas
No Result
View All Result
Home Jeklang Figur

Theo da Cunha, Mengukir Pendidikan Kimia di Timur Indonesia

5 Desember 2025
in Figur, Jeklang
Theo da Cunha, Mengukir Pendidikan Kimia di Timur Indonesia

Drs Theo da Cunha MSi. Foto: Dokumentasi Pribadi.

Editor Nabila Rifqah Awaluddin

Pada 1978, seorang pemuda berdarah Nusa Tenggara Timur (NTT) menjejakkan kaki di Universitas Hasanuddin (Unhas). Ialah Drs Theo da Cunha MSi, mahasiswa jurusan Kimia, sebuah pilihan yang pada masa itu belum banyak dilirik. Sebagian besar lebih akrab dengan ilmu sosial, hukum, atau profesi lain yang dianggap lebih menjanjikan. Namun, Theo justru menemukan daya tariknya pada ilmu eksakta. 

Minat itu sudah tumbuh sejak masa sekolah menengah. Ia mengenang guru-gurunya di sekolah Kristen mengajarkan ilmu kimia dengan penuh imajinasi. “Kita diajak berhalusinasi, mempelajari unsur-unsur yang tidak pernah terlihat. Dari situlah saya merasa ilmu kimia itu istimewa,” ujarnya, Rabu (10/09).

BacaJuga

Hindari Penurunan Performa Akademik dengan Sarapan

Peluang Strategis Indonesia Menuju Standar Kesehatan WPRO

Setelah menempuh sarjana muda setara diploma, mahasiswa biasanya melanjutkan ke Institut Teknologi Bandung (ITB) atau Universitas Padjadjaran (Unpad). Theo sempat mempertimbangkan untuk menempuh pendidikan di Jawa, karena saat itu program sarjana di Sulawesi masih terbatas. Namun, ia memilih bertahan setelah Unhas merintis pembukaan program S1 Kimia. 

Theo menjadi asisten dosen, membantu mengelola laboratorium, dan dari sanalah kecintaannya pada pendidikan makin kuat. Posisi sebagai asisten membuatnya semakin dekat dengan dunia akademik. Ia menemukan bahwa mengajar bukan sekadar kewajiban, melainkan panggilan.

Keputusan besar ia ambil ketika memutuskan kembali ke NTT. Saat itu, ilmu-ilmu dasar masih kurang diminati. Guru yang menguasai bidang ini bisa dihitung jari. Dari ratusan SMA, hanya ada puluhan guru kimia. 

Theo datang membawa misi sederhana namun ambisius, yaitu memperkenalkan ilmu eksakta. Ia tidak hanya mengajarkan kimia, tapi juga mengisi kekosongan di bidang fisika, biologi, dan matematika. 

“Saya memang orang Kimia, tapi saya tidak bisa menutup mata. Fakultas eksakta tidak bisa hanya berdiri dengan satu ilmu,” katanya. Semangat itu membuatnya harus berkeliling dari satu sekolah ke sekolah lain. Ia mengenalkan cara belajar yang sederhana namun menarik.

Percobaan kecil Theo gunakan untuk menumbuhkan rasa ingin tahu, agar siswa tidak takut pada kimia. Di hadapan para guru yang jumlahnya amat terbatas, ia juga memperlihatkan metode mengajar yang praktis, supaya ilmu dasar tidak lagi dipandang sebagai sesuatu yang menakutkan.

Pada 1987, kesempatan melanjutkan studi ke Australia ada di depan mata. Namun, panggilan dari pemerintah daerah membuatnya pulang. NTT sedang mempersiapkan pembukaan jurusan kimia, khususnya untuk pendidikan guru. Theo pun ikut mengawal proses itu. Ia menjadi pilar lahirnya program Pendidikan Guru Kimia dan tercatat menjadi satu-satunya pengajar hingga 1994. 

Di Kupang, hampir semua perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta pernah merasakan sentuhannya. Ia mengajar di Universitas Nusa Cendana (Undana), Universitas Katolik, Universitas Muhammadiyah Kupang, hingga Politeknik.

Sebelum Fakultas Sains dan Teknik (FST) Undana berdiri pada 1999, Theo sudah terlebih dahulu membangun jaringan dosen dan melatih asisten laboratorium. Banyak dari mereka kemudian menyebar, menjadi dosen dan peneliti di berbagai bidang.

Membangun laboratorium adalah bagian penting dari misinya. Ia sadar betul, tanpa sarana praktikum, ilmu eksakta hanya tinggal teori. Tantangannya besar, karena mendirikan fakultas eksakta berarti harus melengkapi berbagai fasilitas mahal. Ia berjuang keras mencari peralatan, kadang dibantu pengusaha lokal atau pemerintah. Meski sulit, semangatnya tidak pernah padam. 

“Tantangan terberat itu sebenarnya mengubah paradigma masyarakat. Bagaimana mereka mau menerima bahwa ilmu eksakta itu penting. Saya berusaha menunjukkan lewat eksperimen yang relevan dengan kehidupan sehari-hari,” bebernya.

Kesulitannya bukan hanya fasilitas, tapi juga sumber daya manusia. Selama bertahun-tahun, Undana bergantung pada dosen dari luar daerah. Anak-anak NTT sendiri jarang yang mau melanjutkan ke bidang eksakta. 

Baru setelah 1997 mulai muncul generasi muda yang mengambil peran sebagai dosen. Hingga masa itu tiba, Theo menjalani hari-hari dengan penuh perjuangan, bolak-balik antar daerah, bahkan harus terbang dengan pesawat kecil untuk mengajar di pulau lain. Semua kesulitan itu tidak membuatnya menyerah. Ia percaya, motivasi harus lebih besar dari hambatan. 

“Saya memang dosen, pendidik. Tapi mungkin karena semangat, masalah fisik atau finansial tidak saya perhatikan. Ada saja yang membantu, ada saja jalan keluar,” ungkapnya.

Theo tidak pernah memandang mengajar sebagai aktivitas kaku yang terbatas di ruang kelas. Baginya, ruang kelas bisa ada di mana saja. Ia terinspirasi dari Ki Hajar Dewantara, di mana pun kita berada, ruang itu bisa menjadi kelas, dan siapa pun yang ditemui bisa menjadi guru. 

“Filosofi saya sederhana. Jangan mengajar dengan bahasa tinggi. Gunakan bahasa yang mudah dimengerti. Setiap ruang jadikan kelas, dan setiap orang jadikan guru,” ucapnya.

Setelah lebih dari empat dekade mengabdi, Theo resmi pensiun pada 2022. Namun, hal itu tidak menghentikan langkahnya. Ia masih aktif sebagai konsultan lingkungan, pembicara, dan penggerak pendidikan di NTT. Di organisasi Ikatan Alumni (IKA) Unhas, ia dipercaya memimpin dan membangun jaringan sebagai ketua wilayah NTT.

Kini, jejak langkah Theo terlihat jelas di Kupang dan sekitarnya, mengenang dedikasi seorang pendidik yang memilih mengabdikan diri di wilayah yang dulu dipandang terbelakang. Dari Makassar hingga NTT, dari laboratorium hingga ruang kuliah, Theo da Cunha telah mengukir jejak yang tak akan pudar. Ia adalah bukti bahwa pengabdian seorang guru dapat menyalakan cahaya ilmu di tempat yang semula gelap oleh keterbatasan.

Azzahra Dzahabiyyah Asyila Rahma 

Tags: Dosen KimiaDosen Kimia UndanaPendidikan TimurTheo da Cunha
ShareTweetSendShareShare
Previous Post

Satpam Unhas Kembali Ringkus Pencuri Helm

TRENDING

Liputan Khusus

Ketika Kata Tak Sampai, Tembok Jadi Suara

Membaca Suara Mahasiswa dari Tembok

Eksibisionisme Hantui Ruang Belajar

Peran Kampus Cegah Eksibisionisme

Jantung Intelektual yang Termakan Usia

Di Balik Cerita Kehadiran Bank Unhas

ADVERTISEMENT
Tweets by @IdentitasUnhas
Ikuti kami di:
  • Facebook
  • Twitter
  • Instagram
  • Youtube
  • Dailymotion
  • Disclaimer
  • Kirimkan Karyamu
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
© 2025 - identitas Unhas
Penerbitan Kampus Universitas Hasanuddin
  • Home
  • Ulasan
    • Civitas
    • Kampusiana
    • Kronik
    • Rampai
    • Editorial
  • Figur
    • Jeklang
    • Biografi
    • Wansus
    • Lintas
  • Bundel
  • Ipteks
  • Sastra
    • Cerpen
    • Resensi
    • Puisi
  • Tips
  • Opini
    • Cermin
    • Dari Pembaca
    • Renungan
  • identitas English
  • Infografis
    • Quote
    • Tau Jaki’?
    • Desain Banner
    • Komik
  • Potret
    • Video
    • Advertorial
  • Majalah

Copyright © 2012 - 2024, identitas Unhas - by Rumah Host.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In