Tim Pengabdian Fakultas Kehutanan (Fahutan) Universitas Hasanuddin (Unhas) melaksanakan pendampingan teknik panen madu lebah trigona kepada Kelompok Tani Hutan (KTH) Moncongjai. Kegiatan dilaksanakan di Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Hutan Pendidikan Unhas, Kecamatan Cenrana, Kabupaten Maros, Minggu (27/07).
Kegiatan ini merupakan bagian dari Program Pengembangan Usaha Produk Intelektual Kampus (PPUPIK) yang bertujuan meningkatkan pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) secara lestari, sekaligus mendukung pengembangan kewirausahaan masyarakat berbasis sumber daya alam.
Ketua Tim Pengabdian sekaligus Ketua Program Studi (Kaprodi) Kehutanan, Dr Ir Sitti Nuraeni MP terlibat bersama anggota tim dosen lainnya yakni Prof Dr Ir Budiaman MP, Dr Ir Andi Sadapotto MP dan Andi Vika Faradiba Muin, SHut MHut. Mereka secara langsung memandu proses panen madu dari lebah jenis Tetragonula biroi atau lebah trigona. Inovasi yang dikembangkan meliputi pembuatan kotak stup, teknik panen yang ramah lingkungan, hingga diversifikasi produk madu.
“Selama ini, masyarakat hanya mengenal madu dari lebah hutan (Apis dorsata bighami) yang rasanya lebih manis. Madu trigona cenderung sedikit masam, tetapi tak kalah bermanfaat untuk kesehatan,” jelas Kaprodi Kehutanan tersebut.
Lebah trigona menjadi alternatif yang menjanjikan karena memiliki siklus panen yang lebih fleksibel dibandingkan lebah hutan. Di sisi lain, ketersediaan pakan alami dari berbagai jenis tumbuhan (multiflora) di kawasan KHDTK menjadi keunggulan tersendiri dalam budidaya lebah ini.
Selain pendampingan teknik panen, tim juga telah melaksanakan workshop pada 12 Juli lalu, dan akan mengadakan pendampingan panen lestari lebah hutan pada musim panen di bulan September mendatang.
Melalui program ini, masyarakat mitra yang tergabung dalam KTH Moncongjai diharapkan mampu menjaga kelestarian hutan, dengan mengubah paradigma masyarakat yaitu beralih dari pemanfaatan hasil hutan kayu menjadi pemanfaatan hasil hutan bukan kayu.
“Harapannya agar KTH Moncongjai terus berkembang dan menjadi salah satu sentra penghasil madu di Sulawesi Selatan,” tutupnya.
Marcha Nurul Fadila Jalil
