Tim Pengabdian Masyarakat yang terdiri dari dosen dan mahasiswa Fakultas Pertanian Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan melaksanakan kegiatan pelatihan pembuatan kepiting kambu dalam rangka Program Kemitraan Masyarakat (PKM) di Pulau Salemo Kabupaten Pangkep, Sabtu (06/08).
Kegiatan ini diketuai oleh Prof Dr Ir Abu Bakar Tawali dan di damping oleh Prof Dr Ir Yusri Karim serta Prof Dr Ir Meta Mahendradatta sebagai anggota. Tidak hanya itu, kegiatan ini turut melibatkan mahasiswa yang terdiri atas lima orang mahasiswa. Berdasarkan keterangan dari Nurul Fathanah S TP selaku mahasiswa mengatakan bahwa adanya kegiatan ini dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan yang ada di Pulau Salemo yang bekerja sama dengan Kelompok Usaha Bersama (KUB) Salemo.
“Mitra kami mengatakan bahwa masyarakat Pulau Salemo menghasilkan tangkapan berupa ikan dan kepiting yang selanjutnya akan dipasarkan ke perusahaan besar untuk di ekspor, namun unit pengolahan hanya mengambil isinya saja dan mengesampingkan cangkang kepiting hingga akhirnya menjadi limbah,” tutur Fathanah.
Permasalahan di Pulau Salemo merupakan hal yang cukup krusial mengingat cangkang kepiting akan menjadi limbah yang berdampak negatif terhadap kebersihan lingkungan di Pulau Salemo. Hal ini terjadi karena kurangnya pengetahuan masyarakat akan pentingnya pemanfaatan limbah sebagai upaya pelestarian lingkungan.
Berangkat dari permasalahan tersebut membuat tim pengabdian masyarakat melaksanakan kegiatan sosialisasi pelestarian lingkungan dalam penangkapan rajungan dan pelatihan pembuatan kepiting kambu yang memanfaatkan limbah cangkang kepiting.
“Isian kepiting kambu biasanya merupakan telur rajungan dan kelapa parut, namun sekarang ini penangkapan rajungan yang akan bertelur dilarang oleh pemerintah. Oleh karena itu, kami berinovasi dengan menciptakan produk kepiting kambu dengan isian surimi ikan. Produk ini diharapkan menjadi ikon di pulau Salemo sekaligus usaha sampingan bagi masyarakat, namun karena kurangnya pengetahuan tentang bisnis produk makanan oleh karena itu tim kami membina masyarakat disana agar lebih paham mulai dari proses pembuatan hingga pengedarannya,” paparnya.
Ivana Febryanti