Tim Program Kreativitas Mahasiswa Riset Eksakta (PKM-RE) Fakultas Farmasi (FF) Universitas Hasanuddin (Unhas) menghadirkan inovasi riset di bidang kesehatan. Penelitian ini berlangsung selama empat bulan, sejak Juli hingga Oktober, di Laboratorium Farmasetika dan Biofarmasetika FF Unhas.
Tim yang dikenal dengan nama HYRIF ini berfokus pada pengembangan sistem penghantaran obat modern untuk penanganan tuberkulosis limfadenitis (LTB), yaitu infeksi TB yang menyerang kelenjar getah bening, terutama di area leher. Berdasarkan laporan WHO tahun 2023, tercatat 8,16 juta kasus TB secara global dengan proyeksi peningkatan hingga 13,06 juta kasus pada 2035.
Tim menjelaskan bahwa pengobatan LTB saat ini masih mengikuti terapi standar TB paru yang menggunakan rifampisin sebagai obat utama. Namun, rifampisin memiliki kelarutan rendah yang menurunkan efektivitas kerja dan menyebabkan tingginya angka kegagalan terapi, sekitar 50–55% dalam satu dekade terakhir.
Menjawab tantangan tersebut, tim HYRIF yang diketuai Nurhalisa Ahwal bersama A Safirah Aqilah Amrullah, Ghina Shabrina Safar, Agustina, dan Murti Dwi Ananda, dengan dosen pembimbing apt Afdil Viqar Viqhi S Si M Si, mengembangkan inovasi Rifampicin-Loaded Hyaluronic Acid Surface-Modified Nanostructure Lipid Carrier.
“Rifampisin diformulasikan dalam bentuk nanostructured lipid carrier yang dilapisi hyaluronic acid agar dapat secara selektif berikatan dengan makrofag, sel target utama pada LTB. Selanjutnya dibuat menjadi dissolving microneedle yang mudah diaplikasikan tanpa menimbulkan nyeri,” jelas Nurhalisa.
Pendekatan ini diharapkan mampu meningkatkan konsentrasi obat pada lokasi infeksi, memperbaiki akumulasi di kelenjar getah bening, serta menekan risiko kegagalan terapi. “Inovasi ini menjadi langkah awal menuju terapi TB yang lebih efektif agar pasien tidak lagi menghadapi risiko kegagalan pengobatan yang tinggi,” tutupnya.
Nadiratun Aliyah
