Tim Program Kreativitas Mahasiswa Riset Eksakta (PKM-RE) dari Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin (Unhas) mengembangkan platform uji inovatif penemuan obat antibakteri baru dengan menggunakan lalat buah.
Didampingi oleh Prof Firzan Nainu SSi MBiomed Sc PhD Apt, tim ini beranggotakan lima mahasiswa dari Fakultas Farmasi, yakni Arzyumar Abil Akhsa, Dwi Adinda Putri Alfindha, Afifah Fadhilah Saniy, Nurul Hidayah, dan Peter Kin Thios.
Salah satu anggota, Dinda menuturkan, timnya memberikan solusi untuk penemuan kandidat-kandidat senyawa baru selain menggunakan mamalia, seperti tikus atau mencit yang harus mengeluarkan biaya yang cukup mahal.
Berdasarkan hal tersebut, tim ini menerapkan prinsip 3R dalam kode etik pengujian menggunakan hewan coba, salah satunya replacement dengan mengganti hewan coba menjadi hewan yang memiliki ordo lebih rendah, seperti lalat buah.
“Alasan kami memilih drosophila melanogaster atau lalat buah karena riset terbaru menunjukkan adanya kemiripan gen sebesar 75% dengan manusia sehingga berpotensi digunakan sebagai hewan uji,” ucap Dinda, Kamis (11/07).
Selain itu, riset ini ditujukan untuk menemukan pengobatan alternatif penyakit sepsis, utamanya yang disebabkan oleh MRSA, bakteri yang sudah resisten sehingga tidak mempan menggunakan beberapa antibiotik lagi.
“Maka dari itu, kami mengujikan senyawa non polar dan minyak atsiri pada lengkuas sebagai terapi alternatif pengganti antibiotik pada penyakit sepsis akibat bakteri resisten MRSA,” jelasnya.
Terkait kendala tim, Dinda mengaku tidak menutup kemungkinan jika penemuan platform menggunakan hewan uji ini dapat memberikan data yang tidak sesuai. Namun, tim menangani masalah tersebut dengan mengulang dan lebih memperhatikan detail-detail analasisnya.
“Besar harapa kami bisa lulus dan masuk PIMNAS sehingga kami bisa mengembangkan platform ini lebih lanjut terlebih ini merupakan penelitian pertama di Indonesia yang menggunakan lalat buah,” tutupnya.
Nurul Fathiyah S.A
