Tim Program Kreativitas Mahasiswa bidang Riset Eksakta (PKM-RE) Universitas Hasanuddin (Unhas) menghadirkan inovasi pengembangan efektivitas rifampisin sebagai upaya mengurangi angka Tuberkulosis Meningitis (TBM) di Indonesia.
Riset ini dilatarbelangi penyakit tuberkulosis (TB) yang hingga kini masih menjadi salah satu penyakit dengan jumlah kasus terbanyak kedua di Indonesia. Di mana TB dapat memberikan banyak komplikasi, salah satunya yaitu TBM yang dapat menyebabkan kematian.
Tim PKM-RE Unhas yang berada di bawah dampingan Prof Andi Dian Permana SSi MSi Apt ini diketuai oleh Giovanni Valerio Lembang (Farmasi) dan beranggotakan Elma Ninta Br Ginting (Farmasi), Dian Arnita Putri Abdullah (Farmasi), Siti Sri Rejeki Nur Rakhma (Farmasi), serta Muh. Rayhan Iskandar Ridwan (Kedokteran).
Inovasi yang mereka lakukan bertujuan untuk menyelesaikan masalah dari tantangan pengobatan TBM melalui pengembangan Smart pH Nanopartikel Rifampisin Thermosensitive In Situ Gel (SPN-RIF-TIG).
Penelitian ini dilakukan secara eksperimental dengan memformulasikan rifampisin ke dalam sediaan Smart-pH Nanoparticle dan diinkorporasikan ke Thermosensitive In-Situ Gel dengan melewati berbagai macam pengujian.
“Berdasarkan hasil uji yang kami lakukan, penelitian kami mampu mengembangkan rifampisin dalam peningkatan efektivitas terapinya terhadap TBM,” kata Giovanni selaku ketua tim, Minggu (07/07).
Keunggulan dari pengembangan tim ini adalah memformulasikan dalam bentuk Smart-pH Nanoparticle yang bisa merespons perubahan pH sehingga mampu mengontrol pelepasan obatnya pada area peradangan.
“Selanjutnya akan dikombinasikan ke dalam Thermosensitive In-Situ Gel untuk meningkatkan waktu kontak pada hidung,” lanjut Giovanni menjelaskan.
Ia juga mengungkap, pengembangan yang dilakukan berhasil meningkatkan efektivitas rifampisin lima kali lebih baik dibandingkan dengan sediaan oral, sehingga diharapkan dapat mengurangi penggunaan obat 6 bulan.
Afifah Khairunnisa