Tim PKM Riset Eksakta Fakultas Pertanian Unhas mengembangkan penelitian terhadap potensi sawit sebagai minuman probiotik penjaga imun. Penelitian dengan judul “Pemanfaatan Nira dari Limbah Batang Sawit (Elaeis Oleifera) dalam Pembuatan Minuman Probiotik” berhasil lolos tahap pendanaan pada PKM 2021 dan penelitian telah dimulai sejak 1 juni 2021.
Diketuai oleh Nurlela, Mahasiswa Prodi Ilmu Teknologi Pangan (ITP) tim ini beranggotakan tiga orang diantaranya Dwi Ghina Nadhifa (Prodi ITP), Ela Sulkifli (Prodi ITP), Thiya Hasnaeni (Prodi Ilmu Gizi) dan dibimbing oleh Muspirah Djalal S TP MSc. Ide pengembangan ini berawal dari banyaknya lahan sawit di Indonesia, khususnya di tempat tinggal Nurlela di Luwu Utara.
Ia menuturkan bahwa kelapa sawit yang telah berusia 25 tahun perlu dilakukan peremajaan atau penanaman ulang agar kualitas produksi tetap terjaga. Sayangnya, beberapa petani enggan melakukan peremajaan karena tidak ada pendapatan sampingan selama proses peremajaan berlangsung.
“Kurangnya biaya investasi dan tidak terdapat alternatif lain sebagai pengganti pendapatan selama masa peremajaan. Oleh karena itu, perlu adanya inovasi pemanfaatan komponen dari batang sawit, agar peremajaan tidak membuat para petani benar-benar kehilangan sumber pendapatan. Salah satunya yaitu memanfaatkan nira dari limbah batang kelapa sawit hasil peremajaan menjadi minuman probiotik.” jelas Lela melalui pesan Whatsapp.
Ide pengembangan ini semakin diperkuat oleh kebutuhan akan food immunizing di era normal baru. Nira sawit didapatkan dari inti batang pohon sawit (pondoh) yang telah berdiameter 50cm-75cm. Kandungan nira sawit berupa glukosa (71%), sukrosa (27%), dan fruktosa (2%) yang dapat menjadi subtrat untuk pertumbuhan Bakteri Asam Laktat (BAL).
Lebih lanjut Lela menjelaskan, Bakteri asam laktat (BAL) dalam nira sawit ini berperan sebagai agen probiotik yang dapat memberikan manfaat kesehatan pencernaan dan meningkatkan imunitas tubuh. Imunitas tubuh erat kaitannya dengan sistem pencernaan karena sebanyak 80% sel imun berada pada sistem pencernaan manusia. Mikroorganisme probiotik akan menyeimbangkan bakteri pada kolon dan meningkatkan produksi dan respon sel igA.
Hingga berita ini ditulis, tahapan penelitian ini telah sampai di tahap pengujian. Terdapat enam tahap uji yang akan dilakukan, yaitu Uji pH, uji total asam, uji TVC, uji antimikroba, uji resistensi terhadap asam lambung, dan uji organoleptik. Empat uji diantaranya telah dilakukan hingga tersisa uji antimikroba dan organoleptik.
Lambatnya proses pengujian diakibatkan penggunaan laboratorium yang dibatasi akibat Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat selama masa pandemic Covid-19.
“Ada beberapa kendala yang kami hadapi selama pelaksanaan penelitian ini, mulai dari jarak yg jauh sehingga dibutuhkan treatment tambahan untuk memastikan nira belum mengalami fermentasi lebih lanjut sebelum sampai di Makassar dan terbatasnya jam operasional di Lab.” papar Lela.
Lela dan rekan-rekannya beraharap pandemi segera berakhir dan dapat melanjutkan penelitian di laboratorium dengan lancar. Mereka juga berharap maksimalnya pelaksanaan penelitian ini nantinya akan memberikan manfaat bagi ilmu pengetahuan, para petani khususnya kelapa sawit dan masyarakat secara umum.
Risman Amala Fitra