Tim penelitian Fakultas Kehutanan (FKehut) Unhas berhasil lolos pendanaan Program Riset Penelitian dan Pengabdian Mahasiswa oleh Departemen Kehutanan Tahun 2021. Tim yang diketuai oleh Nurfadilah Latif ini mengangkat penelitian tentang pembuatan pakan ulat sutra dari kacang merah dan bee bread.
Mahasiswa FKEHUT Unhas ini mengungkapkan, Indonesia hanya mampu memenuhi 5% produksi sutra dari keseluruhan kebutuhan sutra nasional. Kurangnya pakan ulat sutra sebagai penghasil utama sutera tentu menjadi kendala dalam bidang pesutraan alam di Indonesia.
“Selama ini ulat sutra hanya memiliki satu pakan, yaitu daun murbei. Masyarakat, terutama petani ulat sutra terkendala dalam pembudidayaannya karna produktivitas daun murbei di Indonesia sangat rendah,” jelas Dilla saat diwawancara Kamis (10/6).
Didasari hal tersebut, Dilla dan ketiga temannya, Nurfausiah, Andi Prastiyo dan Nirmala Armidha membuat inovasi pakan buatan yang terbuat dari kacang merah dan bee bread sebagai makanan sampingan dalam pembudidayaan ulat sutra. Penelitian kali ini dibimbing oleh dosen FKEHUT Unhas, Dr Ir Sitti Nuraeni, MP.
Perempuan kelahiran Pinrang tersebut menjelaskan, kacang merah dan bee bread kaya akan kandungan protein sehingga dianggap dapat memenuhi kebutuhan ulat sutra. Ia melanjutkan, penelitian sendiri dilakukan pada periode April hingga Mei 2021
“Pertama-tama mengolah kacang merah dan bahan lainnya ke bentuk tepung. Saat akan diaplikasikan, tepung pakan tadi dimasak dengan agar-agar sebelum diterapkan sebagai pakan ulat sutra,” papar Dilla.
Walaupun dilaksanakan ketika kuliah yang bertepatan dengan bulan Ramadhan, Dilla mengungkapkan, kesuksesannya terjadi berkat kerja sama dan kepekaan tim yang baik. Ia berharap, penelitiannya dapat menjadi solusi bagi masyarakat dan petani Indonesia di bidang persutraan alam.
“Kami juga berharap, masyarakat Indonesia juga memenuhi kebutuhan sutra nasional dan tidak perlu impor lagi dari negara lain. Jika perlu, Indonesia yang melakukan ekspor,” pungkasnya.
Anisa Luthfia Basri