Dalam upaya meningkatkan kualitas gizi masyarakat, khususnya anak-anak di Pulau Samatellu, sebuah inovasi menarik hadir dari kalangan akademisi. Tim pengabdian masyarakat dari Fakultas Pertanian (Faperta), Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Universitas Hasanuddin (Unhas), berhasil membuat formula baru surabi dengan campuran ikan, Sabtu (07/09).
Kegiatan ini disambut antusias oleh masyarakat setempat. Kegiatan diawali dengan sesi pembukaan oleh perwakilan dari pemerintah desa, Nurdin SPd. Ia menyatakan urgensi pengolahan hasil laut berupa ikan di Desa Samatellu masih menjdi masalah.
Ketua tim pengabdian, Prof Dr Ir Abu Bakar Tawali, menjelaskan bahwa ide pembuatan surabi ikan ini muncul sebagai solusi atas permasalahan stunting yang cukup tinggi di wilayah tersebut. “Pulau Samatellu kaya akan sumber daya laut, namun pemanfaatannya belum optimal. Kami ingin mengubah potensi ini menjadi solusi nyata untuk meningkatkan gizi masyarakat,” ujarnya.
Surabi ikan yang dihasilkan oleh tim pengabdian memiliki kandungan gizi yang lebih tinggi dibandingkan surabi biasa. Selain kaya akan protein, surabi ini juga mengandung berbagai vitamin dan mineral yang penting untuk tumbuh kembang anak.
“Dengan rasa yang lezat dan kandungan gizi yang tinggi, kami yakin surabi ikan akan disukai oleh anak-anak,” pungkasnya.
Kegiatan pengabdian ini tidak hanya sebatas demonstrasi pembuatan surabi. Perwakilan anggota pengabdian masyarakat, Muhpidah dan Lisa Angriani juga memberikan pelatihan kepada anggota PKK Desa Mattiro Walie agar mereka dapat memproduksi surabi ikan secara mandiri.
Salah satu anggota PKK mengaku sangat senang dengan kegiatan ini. Pelatihan ini diharapkan menjadi contoh bagi daerah lain dalam upaya meningkatkan kualitas gizi masyarakat.
Azzahra Dzahabiyyah Asyila Rahma