Walaupun, Tri Puspita Roska, memiliki banyak kegiatan organisasi baik dalam maupun luar kampus dan amanah yang diembannya. Hal itu bukan menjadi penghalang baginya untuk berprestasi hingga ke luar negeri.
Mahasiswa Fakultas Farmasi Unhas, Tri Puspita Roska memiliki beragam prestasi. Prestasinya itu pun bukan hanya tingkat regional ataupun nasional, bahkan hingga Internasional. Namanya pun terdaftar dalam bidang kemahasiswaan Unhas, sebagai salah satu mahasiswa yang menyumbangkan emas dalam bidang ilmiah. Di antaranya, pada ajang Bangkok International Intellectual Property, Invention, Innovation and Technology Exposition (IPITEx 2018) dan perlombaan Japan Design, Idea, and Invention Expo (JDIE) di Tokyo.
Ia menceritakan saat mengikuti kegiatan lomba di Bangkok, sebenarnya hanya coba-coba saja. Ternyata tanpa diduga, saat pengumuman, karya penelitian Program Kreativitas Mahasiswa (PKM)-nya, keluar sebagai pemenang.
“Saat memperoleh medali emas, saya merasa bahagia. Karena, awalnya saya bersama tim hanya ingin mencoba dan merasakan sampai ke tingkat internasional. Kami sangat tidak menyangka dan bersyukur atas penghargaan yang telah diberikan, dan sangat senang tentunya memperoleh medali emas dan penghargaan spesial itu,” ungkapnya.
Selain itu, Tita, begitu kerap disapa, memperoleh Gold and Bronze Medal di International Young Inventor Award Bali, meraih juara 2 pada ajang Pemilihan Putra-Putri Farmasi Indonesia (PPFI) yang diadakan di Universitas Andalas.
Mahasiswa Berprestasi (Mawapres) Farmasi (2018) ini, mengaku senang menulis sejak duduk di bangku SMA. Memasuki perkuliahan, anak ke 3 dari 5 bersaudara ini menggeluti hobi menulisnya. Untuk memunculkan ide, Dara asal Bulukumba mengatakan banyak cara yang ia digunakan.
“Pertama, membaca artikel atau hasil penelitian orang lain. Kemudian, kita memanfaatkan panca indera atau peka dengan hal-hal yang ada di sekitar kita. Juga, diskusi dan belajar dari pengalaman orang,” jelas perempuan berkacamata.
Mahasiswa angkatan 2015 ini, juga menerangkan cara menuangkan ide-ide itu ke dalam tulisan ilmiah. Mulai memahami terlebih dahulu sistematika penulisan ilmiah, sifat-sifat penulisan ilmiah, hal-hal penting dalam penulisan ilmiah dan setelah itu ia mulai menulis.
“Biasanya seseorang mengalami kesulitan dalam memulai tulisan. Namun tuangkan saja apa yang ada di dalam pikiran kita dulu. Selanjutnya ide akan mengalir dengan sendirinya. Bahkan tanpa dirasa, tulisan itu telah memenuhi lembar demi lembar,” terangnya via WhatsApp.
Kecintaannya dalam menulis ilmiah, putri dari pasangan Abd. Karim dan Roslinda, mampu meningkatkan displin ilmu yang ditekuninya sekarang. Tak hanya itu, Tita terpacu berpikir kritis, inovatif, dan kreatif. Sehingga, penelitian yang dilakukannya bisa berkontribusi terhadap negara dalam menyelesaikan masalah dan memberikan solusi baik lingkup lokal bahkan manca negara.
Segudang prestasi yang tertulis dalam Curriculum Vitae (CV) oleh perempuan kelahiran 16 September 1996, bukan penghalang baginya untuk aktif berorganisasi. Saat ini, ia diamanahkan sebagai ketua UKM Consociatio Auri Cogitantis (Critis) Fakultas Farmasi, bahkan di skala nasional, ia menjabat Dewan Redaksi Berkala Ilmiah Mahasiswa Farmasi Indonesia.
Relawan Indonesian Future Leader pun tak hanya jadi asisten Laboratorium Farmasi Ethica dan Laboratorium Sediaan Farmasi. Ia pun jadi asisten Teknologi Sediaan Farmasi di Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi (STIFA) Daya Makassar.
Guru ekstrakulikuler Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) di SMA Islam Atira Kabupaten Bulukumba, awalnya merasa kesulitan dalam membagi waktu, namun lambat laun karena sudah terbiasa. Ia mengetahui hal-hal paling penting dan harus diprioritaskan sehingga seluruh kegiatannya akan berjalan dengan baik.
“Untuk membagi waktu harus memperhatikan yang mana prioritas atau membagi segala prioritas, yang mana pekerjaan penting dan mendesak, serta pekerjaan yang masih bisa ditunda,” tuturnya.
Sebelum mengakhiri wawancara, Tita memberikan kalimat motivasi, “Setiap orang dilahirkan berbeda dan sangat istimewa. Masing-masing mempunyai kemampuan dan peminatan berbeda. Namun pada saat ini ada sebagian orang masih mencari kemampuan dan minatnya sendiri yang perlu dilakukan sekarang adalah terus mencari dan menggali kemampuan yang ada dalam diri kita dan tetap berkontribusi untuk Indonesia yang lebih baik,” katanya.
M26