Anak-anak yang lahir dengan kondisi ekonomi kelas bawah semakin sulit menemukan arah hidup. Mereka dengan segala keterbatasan, mengeksplorasi diri dengan cara yang salah. Pada akhirnya, sekolah kesulitan untuk menemukan sistem yang bisa mewadahi anak-anak tersebut dalam mendapatkan tujuan hidupnya.
Hal itu tergambarkan di Sekolah Dasar (SD) Inpres Layang Tua 1 yang berlokasi di Jalan Tinumbu Lorong 149, Kecamatan Bontoala, Kota Makassar. Letaknya yang berada di daerah pemukiman padat penduduk dengan dominasi keluarga kelas bawah, serta berdekatan dengan pasar tradisional, menjadikan siswanya tak punya motivasi untuk belajar.
Tak jarang, guru-guru di sekolah tersebut mendapati kelasnya tak dihadiri seorang murid pun karena mereka bekerja serabutan membantu orang tuanya. Bukan hanya itu saja, seringkali juga terjadi tawuran yang melibatkan siswa-siswanya. Fenomena ini memicu kekhawatiran guru akan masa depan siswa.
Menghadapi situasi ini, salah satu pendekatan yang diusulkan oleh Tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Titik Tumbuh ialah penguatan character strength, yang mana bertujuan membantu siswa mengenali dan mengembangkan potensi karakter mereka untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan tangguh di tengah kondisi ekonomi yang pahit.
“Kami lakukan ini untuk bekal anak-anak mempersiapkan masa depannya,” tutur Ketua Tim PKM Titik Tumbuh, Nur Inayah Musa, Selasa (20/08).
Dalam psikologi positif, character strength atau kekuatan karakter merupakan konsep yang mendorong setiap individu untuk mengekspresikan sekumpulan sifat positif melalui pikiran dan perilaku seseorang. Hal itu perlu ditanamkan kepada anak sejak usia dini agar bisa mengenali dirinya dengan baik.
Program Titik Tumbuh berbasis metode experiential learning ini dirancang dengan tiga tujuan utama, yaitu untuk memberikan wadah bagi siswa untuk mengenali dan mengembangkan kekuatan karakter mereka, meningkatkan motivasi belajar siswa, dan memberikan fasilitasi bagi guru dan orang tua untuk memahami dan mengembangkan potensi karakter siswa.
Berlandaskan pengalaman tiap-tiap siswa, metode ini terdiri dari empat elemen utama, yaitu theoretical knowledge, recognition, action, dan reflection. Setiap elemen diterapkan dengan menggunakan pendekatan yang interaktif dan reflektif untuk memperkuat karakter siswa.
Program ini diimplementasikan melalui sembilan pertemuan yang dirancang dengan berbagai aktivitas kepada 19 siswa, seperti permainan yang mendorong siswa untuk mengenali kekuatan mereka. Misalnya, dalam kegiatan Keep Being Brave, siswa berpartisipasi dalam Berburu Harta Karun yang melatih ketekunan dan keberanian.
Di akhir juga diadakan semacam refleksi yang sedikit unik. Siswa menampilkan drama musikal tentang prosesnya mengenali dan memahami Kekuatan Karakter di hadapan guru dan orang tua
“Kita ingin menyampaikan ke guru dan orang tua bahwa anaknya sudah paham dengan Kekuatan Karakter. Kita harapkan mereka bisa bantu untuk mengembangkannya, baik di rumah atau sekolah,” jelas mahasiswa Psikologi Unhas angkatan 2020 tersebut.
Berhasil membangun karakter siswa
Program Titik Tumbuh berhasil meningkatkan kecerdasan sosial dan kerja sama siswa melalui berbagai aktivitas, seperti Lingkar Apresiasi, Aku Berani, Membuat Kliping, dan belasan kegiatan lainnya. Terlihat dari hasil capaian yang menyebut jika 87 persen rata-rata siswa memahami konsep Kekuatan Karakter.
Hasil penelitian menunjukkan dampak positif yang signifikan pada aspek kognitif, perilaku, dan sosial siswa. Siswa tidak hanya memahami konsep kekuatan karakter, tetapi juga mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, seperti menjadi lebih jujur, terbuka, dan rajin.
Motivasi belajar siswa juga mengalami peningkatan yang signifikan setelah mengikuti program Tim PKM Titik Tumbuh. Keberhasilan program ini membuktikan bahwa pengenalan dan pengembangan kekuatan karakter dapat menjadi pendekatan yang efektif untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
“Dukungan dari guru dan orang tua juga menjadi kunci keberhasilan program,” ujar Inayah.
Untuk memperkuat karakter siswa SD secara lebih luas, program tersebut sangat cocok untuk dikembangkan menjadi ekstrakurikuler yang dapat melengkapi program pengembangan karakter, seperti Pramuka. Tim juga telah membentuk komunitas tersendiri agar dampaknya bisa menjangkau banyak sekolah.
Afifah Khairunnisa