“Saya berandai-andai, bagaimana rasanya jika suatu hari nama saya ada di rak-rak buku ini?” kenang Asa Bellia Audida.
Ia merupakan seorang penulis muda berbakat yang menorehkan namanya di dunia literasi. Melalui berbagai platform seperti Wattpad, Instagram, dan TikTok, Asa berhasil menarik perhatian ribuan pembaca dengan cerita menarik dan menggugah emosi. Gaya penulisan yang khas serta kedekatan dengan pembaca membuat karyanya banyak digemari, terutama oleh kawula muda.
Asa mulai menulis sejak duduk di bangku sekolah dasar. Saat itu, ia suka merangkai kata-kata lewat puisi dan mencatat pengalaman pribadinya di diary. Kebiasaan sederhana inilah yang membuat wanita kelahiran Kediri tersebut tertarik di bidang penulisan.
Memasuki usia remaja, Asa mengenal fanfiction, sebuah genre cerita yang melibatkan kisah, karakter, atau idola dari sudut pandang penggemar. Awalnya, ia menulis fanfiction tentang Justin Bieber dan membangun komunitas pembaca di Facebook. Dari platform tersebut, ia menyadari ternyata banyak orang yang meminati genre tersebut, sehingga merasa menulis bisa lebih dari sekadar hobi.
Pada 2012, Asa menemukan Wattpad, platform asal Kanada yang saat itu mulai dikenal di Indonesia. Kemudian, ia memperluas jangkauan dengan memberitahu pembaca Facebook jika tulisannya dilanjutkan di Wattpad. Dari sanalah permulaan karirnya dengan memakai nama pena Asabell Audida.
Salah satu momen penentu keseriusan Asa ingin menjadi penulis yaitu ketika berkuliah di jurusan Sastra Inggris Universitas Hasanuddin (Unhas). Saat itu, ia sempat mengikuti program pertukaran pelajar ke Jepang yang membuatnya bertemu orang-orang berprestasi.
“Awalnya saya merasa malu karena belum ada karya nyata yang bisa saya banggakan. Itu menjadi dorongan untuk menulis buku pertama saya,” jelas Asa dalam wawancaranya, Jumat (17/01).
Motivasi itulah yang membuat Asa terdorong untuk terus menulis. Ia merasa harus menekuninya dan bertekad untuk memajang namanya di rak buku. Hingga akhirnya, cerita Wattpad yang ditulisnya semakin ramai dibaca orang banyak dan mulai dilirik oleh penerbit.
Perjalanan panjang Asa bagaikan munculnya pelangi setelah hujan. Ia telah menerbitkan lebih dari 20 novel dalam bentuk fisik maupun ebook. Beberapa novel yang diadaptasi dari Wattpad seperti Southern Eclipse, Hidden 2.0, How Could?, dan How Can?.
Pada 2024, ia kembali merilis buku terbarunya berjudul At Least I Met You, Dr. Jiru. Novel ini diadaptasi dari cerita Alternative Universe (AU) yang ditulis melalui akun TikTok @sepucuk_halu.
Selain aktif menulis, Asa juga dikenal sebagai seorang penggemar Korea atau K-popers yang memiliki kepedulian tinggi terhadap berbagai isu sosial. Ia melihat fandom lebih dari sekadar komunitas penggemar musik. Budaya donasi di kalangan penggemar K-pop membuatnya mulai menjalankan berbagai proyek sosial.
Bersama komunitas penggemar ARMY, sebutan fans dari idol K-Pop BTS, ia sering menginisiasi berbagai kegiatan seperti proyek pelestarian lingkungan. Salah satu proyeknya yang paling sukses adalah Pohon Jimin, yakni penggalangan dana untuk menanam ribuan pohon.
“Awalnya saya targetkan hanya 1.000 pohon, tapi responnya luar biasa. Proyek ini bahkan diliput media Korea,” ungkap Asa.
Selain proyek tersebut, Asa juga menjalankan berbagai kegiatan sosial lainnya, seperti adopsi 4.000 penyu dan pembangunan perahu untuk nelayan di Bangka. Ia percaya bahwa fandom dapat menjadi kekuatan positif. Bukan hanya soal mendukung idola, tapi juga bagaimana memberikan dampak baik untuk sekitar.
Kombinasi antara bakat menulis, kepedulian sosial, dan hobi menjadikan Asa sebagai sosok inspiratif bagi banyak anak muda. Dengan memanfaatkan para pembaca setianya, inisiatif yang ia jalankan menjangkau banyak orang dan memberikan dampak nyata bagi masyarakat.
Menulis selama lebih dari satu dekade memberikan Asa banyak pelajaran. Tantangan terbesar baginya adalah mengatur waktu dan menjaga konsistensi. Namun seiring berjalannya waktu, ia lebih tertantang dalam menjaga suasana hati dan menghadapi kritik.
“Kadang saya merasa takut menulis, takut akan kritik. Tapi saya coba mengingat bahwa setiap karya punya pro dan kontra,” katanya.
Sumber inspirasi tulisan Asa bervariasi, namun lagu memainkan peran besar dalam proses menulisnya. Ketika mendengar lagu, ia sering membayangkan lirik dan video klip, lalu membangun cerita versi dirinya sendiri.
Bagi Asa, menulis bukan sekadar cara untuk mengekspresikan diri, tetapi juga cara untuk memahami emosi orang lain dan menciptakan dunia yang menghibur pembacanya. Ia melihat fanfiction sebagai gerbang untuk menumbuhkan minat menulis terutama di kalangan anak muda.
“Menulis itu bisa menjadi sarana untuk menyampaikan perasaan, menyebarkan pesan positif, dan bahkan mengubah hidup seseorang,” ujarnya.
Banyak pembaca yang merasa terhubung dengan karyanya karena karakter dan cerita yang ia tulis dekat dengan kehidupan sehari-hari. Ia percaya bahwa menulis bisa membangun empati dan memahami berbagai perspektif yang berbeda. Lebih dari itu, Asa ingin mendorong lebih banyak anak muda untuk berani mengejar passion mereka, utamanya di bidang kepenulisan.
Bagi siapa pun yang ingin berkarya, Asa adalah bukti bahwa konsistensi dan keberanian untuk memulai adalah kunci utama. “Jangan takut untuk mencoba. Kalau kamu punya cerita, tulislah. Kalau kamu punya ide, wujudkan. Karena dari hal kecil itulah, sesuatu yang besar bisa lahir,” pesannya.
Athaya Najibah Alatas