Himpunan Mahasiswa Teknik Kelautan Fakultas Teknik (HMTK-FT) Universitas Hasanuddin mengadakan Kuliah Tamu bertemakan “Pengenalan dan Mekanisme Grading Sarana Tambat pada TUKS/TERSUS Migas Maluku Papua”, Selasa (29/12). Kegiatan ini dibuka oleh Ketua Badan Eksekutif HMTK-FT Unhas, Amiruddin. Ia berharap kuliah tamu yang digelar pertama kali oleh kepengurusan BE HMTK-FT Unhas periode 2020/2021 itu terus berkelanjutan dan peserta dapat menerima esensi dari materi yang disampaikan.
Kuliah tamu kali ini menghadirkan Port Engineer Fungsi Marine Pertamina MOR VIII Maluku Papua, Andi Awaluddin sebagai narasumber. Ia menjelaskan perkenalan singkat tentang Marketing Operation Region (MOR).
“MOR adalah bagian Pertamina yang berfungsi menyediakan, memasarkan, dan melayani kebutuhan bahan bakar di Indonesia. Khususnya di MOR VIII, sarana tambat dapat dibagi menjadi dua kelompok besar, yakni Bouy Moored (SPM/CBM), serta sarana tambat Jetty, Pier, dan Wharf,” papar Awaluddin.
Laki-laki Alumnus Teknik Kelautan Unhas ini juga menjelaskan, sarana tambat kelompok Jetty umumnya digunakan pada perairan dangkal dengan kondisi lingkungan yang tenang. Sedangkan, kelompok Bouy Moored dapat digunakan di perairan dengan gelombang sampai ketinggian dua meter.
Selanjutnya, Awaluddin menyampaikan mekanisme grading sarana tambat (Port Assesment). Bertugas menjaga sarana tambat, ia menyatakan jika nilai kelayakan yang didapatkan rendah, tentu berdampak pada kinerja sarana tambat kedepannya.
“Kami sebagai Port Engineer bertugas untuk menjaga kualitas sarana tambat, agar nilai kelayakan dapat terus meningkat,” kata Awaluddin.
Tak lupa, ia menunjukkan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam uji kelayakan atau grading dengan membandingkan gambar sarana tambat yang layak dan rusak di akhir materinya.
M118